kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun Politik Dorong Peningkatan Konsumsi Masyarakat


Kamis, 02 Maret 2023 / 14:59 WIB
Tahun Politik Dorong Peningkatan Konsumsi Masyarakat
ILUSTRASI. Proses Pemilu 2024 sudah mulai berlangsung. Momen tahun politik tersebut diyakini menjadi angin segar bagi pemulihan ekonomi karena berpotensi memicu peningkatkan konsumsi masyarakat.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses Pemilu 2024 sudah mulai berlangsung. Momen tahun politik tersebut diyakini menjadi angin segar bagi pemulihan ekonomi karena berpotensi memicu peningkatkan konsumsi masyarakat.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, tahun politik 2024 ini akan berdampak kepada peningkatan konsumsi masyarakat sehingga dapat berkontribusi dalam mendungkung pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Pasalnya, menjelang Pemilu 2024 biasanya akan ada pengeluaran atau belanja yang akan dikeluarkan oleh partai politik sehingga akan berdampak kepada peningkatan konsumsi masyarakat. Menurutnya, peningkatan konsumsi tersebut mulai terasa pada tahun ini di mana para partai politik mulai melakukan kampanye.

"Tahun politik itu cenderung justru kalau kita lihat banyak spending (pengeluaran) yang dilakukan oleh partai politik sehingga akan terjadi peningkatan paling tidak dari dana-dana yang dikeluarkan oleh partai politik maupun calon-calon yang mau jadi angggota DPR. Ini juga akan meningkatkan konsumsi," ujar Avi dalam acara Webinar Indef, Kamis (2/3).

Baca Juga: PDB Per Kapita RI Naik, Bukan Berarti Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Avi menyampaikan, memang secara umum pemilu belum berperan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hanya saja melihat dalam dua kali pemilu terakhir, pertumbuhan ekonomi masih cukup baik yakni pada tahun 2014 sebesar 5,01% dan pada tahun 2019 sebesar 5,02%.

"Masyarakat kita itu cenderung sekarang sudah jauh lebih dewasa karena pemilu itu dianggap sesuatu yang biasa," katanya.

Dengan adanya momen menyambut Pemilu 2024, Avi memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini berada pada kisaran 4,8% hingga 5,1%.

Hanya saja, memang memasuki tahun politik investor akan cenderung wait and see. Oleh karena itu pemerintah perlu memastikan kebijakan (policy) yang berkesinambungan sehingga dapat mendorong investor menanamkan modalnya di dalam negeri.

"Orang itu biasanya takut dalam investasi itu karena biasanya kalau sudah mulai ganti presiden policy-nya juga berubah. Ini memang perlu penguatan dalam Bappenas kita," ungkap Avi.

Tidak hanya itu, Avi juga menyarankan kepada pemerintahan selanjutnya agar tetap dapat menjalankan program-program di pemerintahan sebelumnya guna memberikan kepastian bagi investor.

"Jadi harusnya visi misi itu tidak selalu berbeda setiap presiden tapi bagaimana melanjutkan program-program yang sudah ada. Ini yang mungkin perlu diyakinkan sehingga investasi akan tetap ada," imbuh dia.

Baca Juga: Inflasi Diproyeksi Meningkat pada Maret 2023, Ini Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×