kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

PDB Per Kapita RI Naik, Bukan Berarti Kesejahteraan Masyarakat Meningkat


Minggu, 26 Februari 2023 / 12:59 WIB
PDB Per Kapita RI Naik, Bukan Berarti Kesejahteraan Masyarakat Meningkat
ILUSTRASI. Produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia makin meningkat pada tahun 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDB per kapita Indonesia pada tahun 2022 sebesar US$ 4.783,9 atau naik 14,14% yoy dari US$ 4.349,5 pada tahun 2021.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia makin meningkat pada tahun 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDB per kapita Indonesia pada tahun 2022 sebesar US$ 4.783,9 atau naik 14,14% yoy dari US$ 4.349,5 pada tahun 2021.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengatakan, peningkatan pendapatan per kapita ini tak melulu menunjukkan kesejahteraan yang juga terdongkrak.

"Tingkat kesejahteraan masyarakat, harus melihat aspek yang lebih jauh. Seperti, garis kemiskinan dan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan masih banyak," ujar Eko saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, belum lama ini.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tampaknya Sulit Mencapai 6%

Bila menilik data kemiskinan, tingkat kemiskinan per September 2022 sebanyak 26,36 juta orang atau sebesar 9,57%.

Tingkat kemiskinan ini naik tipis dari Maret 2022 yang sebesar 9,54%. Namun, lebih rendah dibandingkan tingkat kemiskinan pada Septe,ber 2022 yang sebesar 9,71%.

Asal tahu saja, ambang batas garis kemiskinan pada September 2022 meningkat sebesar 5,95% menjadi Rp 535.547 dari sebelumnya Rp 505.468 pada Maret 2022.

Dengan demikian, Eko pun menyarankan pemerintah untuk tetap memperhatikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Meski, angka PDB per kapita meningkat.

Menurutnya, ada beberapa PR yang perlu digarap pemerintah mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat.

Pertama, bagaimana pertumbuhan ekonomi yang sudah dihasilkan benar-benar bisa seiring dengan tingkat kemiskinan yang melandai. Kedua, pemerintah jangan hanya sekadar memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat untuk menjaga daya beli.

Pemerintah juga harus getol dalam meningkatkan produktivitas penduduk dengan melakukan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM).

"Sebenarnya zaman sekarang sudah nggak zaman lagi bansos. Harusnya, bansos hanyalah penolong terakhir, ketika sudah tdiak mampu melakukan pemberdayaan," tuturnya.

Maksudnya, bila keterampilan masyarakat meningkat dan produktivitas meningkat, maka peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pendapatan lebih layak, akan makin meningkat.

Ini akan didapat secara kontinyu. Tak seperti bansos yang hanya didapatkan dalam waktu yang terbatas dan pastinya akan habis.

Lebih lanjut, Eko melihat peluang PDB per kapita Indonesia kembali meningkat pada tahun 2023. Bahkan, bisa tembus US$ 5.000.

Hanya, ini bukan berarti tak perlu upaya ekstra untuk menjaga nominal PDB per kapita, karena untuk PDB per kapita tembus US$ 5.000, pemerintah harus bisa menjaga target pertumbuhan ekonomi 2023 tercapai di 5,3% yoy.

Selain itu, nilai tukar rupiah juga perlu dijaga untuk tidak melemah terlalu jauh dan penambahan jumlah penduduk jangan terlalu melonjak.

Baca Juga: APBN Surplus Rp 90,8 Triliun pada Januari, Ini Pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×