kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tahun ini devisa pariwisata berpotensi salip CPO


Selasa, 17 Oktober 2017 / 18:13 WIB
Tahun ini devisa pariwisata berpotensi salip CPO


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga tahun pemerintahan Presiden Jokowi peran sektor pariwisata terhadap ekonomi mulai menunjukkan dominasinya. Dari sisi perolehan devisa misalnya, kontribusi pariwisata terhadap perolehan devisa mulai menggeser minyak dan gas serta batubara.

Untuk informasi, perolehan devisa dari migas, CPO serta batubara pada tahun 2015 lalu masih menjadi tiga besar penyumbang devisa. Devisa yang mereka hasilkan masing- masing; US$ 18,57 miliar, US$ 16,42 miliar dan US$ 14,71 miliar.

Sementara itu, pariwisata hanya menyumbang US$ 12,22 miliar. Tapi di 2016, peran tersebut berubah. Pariwisata mulai menggeser kedudukan migas dan batubara sebagai penghasil batubara.

Di saat batubara dan migas perolehan devisanya turun menjadi US$ 13,10 miliar dan batubara turun menjadi US$ 12,89 miliar, pariwisata malah perolehan devisanya naik menjadi US$ 13,56 miliar. Satu tingkat lebih rendah jika dibandingkan dengan CPO yang perolehan devisanya mencapai US$ 15,96 miliar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yakin dengan angka tersebut, 2017 nanti kontribusi sektor pariwisata terhadap perolehan devisa bisa menyaingi CPO. "Tahun ini akan ketemu CPO dan pariwisata, 2018,2019 pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar," katanya, Selasa (17/10).

Walaupun menunjukkan tren menggembirakan, investasi sektor pariwisata masih kecil. Thomas Lembong, Kepala BKPM mengatakan, sampai saat ini, investasi pariwisata per tahun hanya Rp 20 triliun.

Investasi di sektor tersebut terhambat infrastruktur, atraksi wisata dan ketrampilan sektor pariwisata yang belum memadai. "Ini memang bukan hanya tugas menteri pariwisata, tugas semua," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×