Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - PADANG. Devisa dari sektor pariwisata diperkirakan bakal terus meningkat pada periode mendatang. Bahkan, pemerintah menghitung ada potensi devisa pariwisata mencapai Rp 260 triliun yang bisa diraih. Dengan potensi yang besar itu, pemerintah semakin serius mencari investor untuk menanamkan uangnya di sektor pariwisata.
Terbaru, pemerintah menawarkan 17 proyek pariwisata di destinasi-destinasi prioritas senilai US$ 2,9 miliar atau setara dengan Rp 39 triliun dalam Regional Investment Forum (RIF) di Padang (lihat tabel). "Proyek-proyek itu ready to offer, perizinannya sudah beres dan tanahnya juga sudah siap," jelas Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dalam konferensi pers RIF, Senin (16/10).
Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta agar investor memanfaatkan potensi ini. Mengingat, pariwisata Indonesia punya prospek bisnis cerah dan akan jadi penghasil devisa terbesar mulai awal tahun 2018. "Pertumbuhan kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) 25% sehingga bisa ditebak awal 2018 pariwisata akan jadi penghasil devisa nomor satu," ujar Arief saat Regional Investment Forum (RIF), kemarin.
Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata (Kempar), kinerja Indonesia untuk pertumbuhan wisman empat kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan regional dan global. Sepanjang JanuariAgustus 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 9,25 juta pengunjung, naik 25,68% dibanding periode sama tahun lalu. Rata-rata pertumbuhan wisman di ASEAN dan dunia pada periode itu hanya 6%. "Malaysia pertumbuhannya turun 0,87%. Sementara, Singapura dan Thailand tumbuh 3,83% dan 5,05% pada Januari hingga Agustus 2017," jelas Arief.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, devisa dari sektor pariwisata sepanjang tahun lalu yang mencapai US$ 11,3 miliar. Jumlah itu masih kalah jauh dibandingkan dengan di Thailand yang mencapai US$ 49,9 miliar dan Malaysia yang sebesar US$ 18,1 miliar.
Karena itu potensi pengembangan masih besar. "Itu kalau dibandingkan negara lain yang jumlah turisnya tiga kali lipat, seperti Thailand, jumlah turis yang masuk 27 juta–30 juta dibanding kita tahun lalu 12 juta. Tahun ini mudah-mudahan 15 juta," ujar Mirza.
Dengan bertambahnya jumlah wisman yang masuk ke Indonesia, jumlah cadangan devisa diperkirakan juga meningkat. "Kalau kita tahun ini bisa 15 juta turis, lalu dua tahun ke depan bisa 20 juta turis, bisa dobel," kata Mirza.
Namun tentu saja, untuk menarik kedatangan wisman, menurut Mirza, Indonesia tidak boleh hanya bergantung pada Bali. Pemerintah wajib menciptakan Bali baru di daerah yang punya potensi wisata besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News