kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pariwisata bakal jadi penyumbang devisa terbesar


Senin, 16 Oktober 2017 / 15:50 WIB
Pariwisata bakal jadi penyumbang devisa terbesar


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki potensi devisa yang besar dari sektor pariwisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, potensi devisa dari sektor pariwisata diperkirakan mencapai Rp 260 triliun. Artinya, sektor ini akan menjadi penghasil devisa terbesar bagi Indonesia di masa-masa mendatang.

Arief juga memprediksi pada akhir 2017 dan awal 2018 nanti, pariwisata akan jadi penghasil devisa yang terbesar. Menurut dua, kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sudah linier dengan jumlah devisa yang didapatkan.

Ia memaparkan, pada 2016, devisa paling besar datang dari CPO (crude palm oil), kedua pariwisata, ketiga migas, dan keempat batubara. “Yang tumbuh dari empat ini pariwisata. CAGR-nya 13% sampai 2016. Pertumbuhan kunjungan wisman 25% sehingga linier. Jadi bisa ditebak awal 2018 pariwisata akan jadi penghasil devisa nomor satu,” ujarnya saat Regional Investment Forum (RIF) di Padang, Senin (16/10).

Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata, kinerja Indonesia untuk pertumbuhan wisman empat kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan regional dan global.

Pertumbuhan kedatangan wisman Indonesia sendiri adalah 25,68 % dari Januari hingga Agustus 2017. Angka ini melampaui pertumbuhan di ASEAN dan dunia yang masing-masing tumbuh 6 %.

“Malaysia pertumbuhannya turun 0,87%. Sementara, Singapura dan Thailand tumbuh 3,83% dan 5,05% pada Januari hingga Agustus 2017,” jelasnya.

Namun demikian, Bank Indonesia (BI) menilai kontribusi sektor pariwisata terhadap cadangan devisa Indonesia, masih relatif terbatas bila dibandingkan negara-negara lain di kawasan.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, dengan devisa dari sektor pariwisata sepanjang tahun lalu mencapai US$ 11,3 miliar, Indonesia masih jauh apabila dibandingkan Thailand yang mencapai US$ 49,9 miliar dan Malaysia yang sebesar US$ 18,1 miliar.

"Kalau dibandingkan dengan negara lain yang jumlah turisnya tiga kali lipat (dari Indonesia), seperti Thailand, jumlah turis yang masuk 27-30 juta dibanding kita tahun lalu 12 juta. Tahun ini mudah-mudahan 15 juta," ujar Mirza.

Dengan semakin bertambahnya jumlah wisman yang masuk ke Indonesia, diharapkan jumlah cadangan devisa juga meningkat. "Kalau kita tahun ini bisa 15 juta turis, lalu dua tahun ke depan bisa 20 juta turis, bisa double, ya tentu jumlah devisa masuk akan lebih banyak," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×