Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah berencana menerbitkan surat utang senilai Rp 200 triliun pada tahun depan. Penerbitan surat utang ini untuk menambal defisit anggaran tahun depan.
Saat ini, pemerintah masih mengkaji rencana penerbitan surat utang itu. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, pemerintah akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait rencana penerbitan surat utang itu. "Kami baru akan bertemu Desember nanti," katanya, Selasa (9/11).
Karena itu baru rencana, Rahmat belum bisa merinci surat utang itu. Dia juga belum bisa menentukan pembagian surat utang itu.
Yang pasti, pemerintah juga tengah mengkaji penerbitan surat utang berdenominasi mata uang euro atau Euro Bond. "Semua kami kaji. Cuma mana yang mau kami terbitkan keputusannya nanti," tegasnya.
Rencana pemerintah menerbitkan surat utang dalam jumlah jumbo ini sontak membuat pengamat ekonomi Tony Prasentiono bingung. Sebab, dia menilai penerbitan surat utang sebesar Rp 200 triliun itu terlalu besar karena defisit APBN 2011 hanya sekitar Rp 150 triliun saja. "Kok Rp 200 triliun?," tanyanya.
Dia pun meminta pemerintah bersikap hati-hati dalam menerbitkan surat utang. Sebab, dia memperkirakan pasar tahun depan akan penuh dengan surat berharga dari negara maju. "Ada kemungkinan yield-nya akan naik atau tinggi," ucapnya.
Tony menyarankan pemerintah lebih fokus menyasar pasar domestik saja. Meski suku bunganya lebih tinggi, dia bilang hal itu bisa mengurangi beban utang berbentuk valas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News