kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei SMRC: 79% masyarakat percaya Jokowi bisa bawa Indonesia keluar dari krisis


Minggu, 09 Agustus 2020 / 23:15 WIB
Survei SMRC: 79% masyarakat percaya Jokowi bisa bawa Indonesia keluar dari krisis
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan temuan 79% warga sangat atau cukup percaya bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi lantaran pandemi Covid-19.

Survei tersebut dilakukan kepada 1.203 responden yang terpilih secara random dengan margin of error 2,9 persen, yang dilakukan melalui wawancara telepon pada 29 Juli hingga1 Agustus 2020.

Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad memaparkan bahwa jumlah warga yang kurang percaya sebesar 18%, tidak percaya sama sekali 1,6% dan tidak tahu 1,7%.

"Disini kita lihat dari data ini menunjukkan bahwa Presiden atau pemerintah secara umum itu memiliki legitimasi yang cukup kuat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis ekonomi akibat wabah Covid-19, Presiden di tangannya ada legimitasi publik, atau publik percaya kepada Presiden bahwa peristiwa ini akan mampu diatasi," jelas Saidiman saat Webinar SMRC Survei Opini Publik Nasional Ekonomi Covid-19 dan Persepsi Publik Tentang Investasi pada Minggu (9/8).

Baca Juga: BPJS Kesehatan tepis kabar mendulang laba dari kenaikan iuran

Saidiman menambahkan bahwa kepercayaan publik kepada Presiden mengalami peningkatan. Hal itu dilihat dari survei pada bulan Mei minggu ketiga lalu hingga sekarang.

Pada survei 20 Mei 2020 lalu tingkat kepercayaan warga kepada Presiden untuk membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi karena pandemi Covid-19 yaitu 69%, kini perlahan meningkat.

Meski demikian, Saidiman menyampaikan jika pandangan publik akan bagaimana memandang ekonomi nasional, mayoritas 87% menyebut bahwa lebih buruk dari tahun lalu, 10% berpandangan tak ada perubahan. Angka tersebut menurun dibanding survei 20 Mei lalu dimana pada pertanyaan sama sebesar 92%.

Adapun persespi publik terhadap kondisi ekonomi rumah tangga mereka saat ini menunjukkan 69% mengatakan lebih buruk dari sebelum wabah. Tren persepsi akan kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk dari sebelum wabah, perlahan turun dibandingkan survei pada 20 Mei 2020 lalu yaitu 83%.

Baca Juga: Melihat di balik Prabowo Subianto kembali menjadi Ketua Umum Gerindra

Namun, Saidiman menjelaskan dapat dilihat meski masyarakat masih menilai kondisi ekonomi Indonesia saat pandemi lebih buruk dari tahun lalu, tingkat kepercayaan kepada Presiden masih tinggi dan cenderung meningkat.

"Persepsi negatif publik terhadap ekonomi baik rumah tangga maupun ekonomi nasional ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap bagaimana tingkat kepercayaan publik terhadap kemampuan Presiden membawa negara ini keluar dari krisis. Ini adalah modal besar yang penting buat pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×