Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan kembali mencatatkan surplus signifikan pada Mei 2025.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, surplus neraca dagang bulan lalu dapat mencapai US$ 4,02 miliar, seiring dengan pertumbuhan ekspor yang solid dan kinerja impor yang melemah.
“Surplus diperkirakan tetap besar karena pertumbuhan ekspor yang cukup baik secara tahunan dan bulanan, sementara impor relatif stagnan,” ujar David kepada Kontan.co.id, Senin (30/6).
Baca Juga: Neraca Perdagangan Berpotensi Kembali Mencetak Surplus Besar
Ia mencatat bahwa ekspor Indonesia pada Mei tumbuh sebesar 5,52% secara tahunan (YoY) dan meningkat 13,58% secara bulanan (MoM). Sementara itu, impor hanya naik 0,74% YoY dan mengalami kontraksi 5,06% MoM.
Namun demikian, David mencermati bahwa kondisi terms of trade Indonesia sedikit memburuk dibandingkan bulan sebelumnya, terutama disebabkan penurunan harga crude palm oil (CPO) yang lebih tajam dibandingkan pelemahan harga minyak dan batu bara.
Impor Turun Tajam, Dorong Surplus
Lebih lanjut, David menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan big data transaksi perbankan, terjadi perlambatan aktivitas baik di sisi eksportir maupun importir. Namun, perlambatan paling tajam terjadi pada sisi impor.
“Belanja importir turun sekitar 20%, lebih dalam dibandingkan perlambatan penerimaan eksportir,” jelas David.
Baca Juga: Dampak Lonjakan Harga Minyak Ke Neraca Perdagangan RI Dinilai Minim
Tren ini juga dikonfirmasi dari data perdagangan mitra dagang utama Indonesia.
Impor Indonesia dari negara-negara tersebut tercatat menurun lebih dalam dibandingkan ekspor Indonesia ke mereka.
Hal ini turut berkontribusi pada pelebaran surplus neraca dagang.
Faktor Kalender Beri Efek Teknis
Dari sisi kalender, jumlah hari kerja pada Mei tercatat lebih banyak satu hari dibandingkan April.
Baca Juga: Neraca Perdagangan RI pada April 2025 Surplus US$ 0,16 Miliar, Kinerja Ekspor Turun
Faktor ini turut memberi efek teknikal terhadap kenaikan aktivitas ekspor secara bulanan.
“Tambahan satu hari kerja memberikan dorongan teknis terhadap volume ekspor bulan lalu,” pungkas David.
Selanjutnya: Utang Pemerintah AS yang Meningkat Timbulkan Risiko Posisi Pasar AS
Menarik Dibaca: Harga Pertamax Naik, Ini Harga BBM Terbaru Pertamina Mulai 1 Juli 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News