Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya mengatakan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan agar anggaran belanja negara pada akhir tahun ini bisa terserap habis.
"Mudah-mudahan terserap habis sesuai yang dianggarkan," ujar Made kepada Kontan.co.id, Kamis (8/12).
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi belanja negara hingga Oktober 2022 telah mencapai Rp 2.351,1 triliun atau terserap 75,7% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yang sebesar Rp 3.106,4 triliun.
Made bilang, monitoring terhadap belanja negara sampai dengan akhir tahun ini juga masih dicermati dan didorong untuk akselerasinya. Harapannya, belanja negara tersebut dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Menkeu Terbitkan Aturan Baru Soal Pengelolaan Insentif Fiskal, Berikut Isinya
"Mudah-mudahan hasilnya bisa segara diperoleh dan kontribusinya positif terhadap produk domestik bruto (PDB) dan growth (pertumbuhan)," kata Made.
Sementara itu, Plt Kepa Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Wahyu Utomo mengatakan bahwa defisit APBN 2022 diperkirakan masih akan bisa mencapai 3% dari PDB atau lebih rendah dari yang diperkirakan sebesar 3,92% dari PDB.
Hal ini didasarkan pada perkembangan APBN 2022 terkini yang menunjukkan pencapaian positif. Bahkan, belum lama ini Direktorat Jenderal Pajak melaporkan bahwa penerimaan pajak di tahun ini telah melewati target yang ditetapkan dalam Perpres 98/2022.
"Intinya untuk outlook defisit ya dikisaran 3,92%. Namun bila melihat perkembangan real APBN terkini, defisit berpotensi akan lebih rendah lagi," katanya.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan belanja pemerintah akan meningkat realisasinya di bulan terakhir ini.
Hal ini sejalan dengan masuknya administrasi pembayaran dari beragam proyek pemerintah dan juga realisasi dari beberapa program pemerintah seperti Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ada 3 Tantangan Hantui Pertumbuhan Ekonomi RI, Apa Saja?
"Penyalurannya (PEN) saya proyeksikan akan lebih baik di sisa akhir tahun 2022 ini," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Kamis (8/12).
Yusuf menilai, penyaluran yang membaik di sisa akhir tahun 2022 ini akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2022 yang akan berada di kisaran 4,9% hingga 5,1% yoy, dengan kontribusi belanja pemerintah akan berada di level pertumbuhan marginal di kisaran 0,2% hingga 0,3%.
Namun Yusuf melihat, apabila berkaca dari pola belanja saat ini, memang akan cukup menantang untuk merealisasikan belanja negara bisa terserap 100%.
Baca Juga: Sri Mulyani: Pangsa Kredit UMKM Indonesia Paling Kecil Dibandingkan Negara ASEAN
Apalagi jika melihat transfer ke daerah yang realisasinya masih relatif lambat sehingga menurutnya belanja negara hanya akan terserap 95% hingga 97% dari pagu.
Dengan lebih kecilnya realisasi belanja negara maka sudah tentu kontribusi terhadap perekonomian akan juga lebih kecil terhadap PDB.
Namun dirinya menegaskan, kontribusi belanja negara yang menjadi lebih rendah ini tidak terlepas juga dari penyesuaian kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah di tahun ini untuk melakukan kebijakan konsolidasi fiskal tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News