Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) sudah beroperasi sejak pertengahan Februari lalu. Untuk jangka pendek dan menengah, LPI pun akan fokus pada investasi di bidang infrastruktur, yakni jalan tol, bandara dan pelabuhan.
"Jadi itu menjadi fokus pertama kita, jalan tol, bandara maupun pelabuhan," ujar Direktur Investasi INA Stefanus Ade Hadiwidjaja dalam Webinar Peluang Pendanaan SWF Untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur Transportasi di Indonesia, Rabu (3/3).
Menurut Stefanus, investasi di proyek-proyek infrastruktur ini menjadi penting karena selain membutuhkan pendanaan yang besar, infrastruktur juga memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta memberi multiplier effect ke berbagai sektor.
Baca Juga: Penerbitan obligasi dan sukuk PTPP tinggal selangkah lagi
Meski sudah ada berbagai subsektor yang disasar, namun Stefanus mengakui masih terlalu awal untuk merinci proyek-proyek mana saja yang akan mendapatkan suntikan dana dari investor. Terlebih, hal ini dikarenakan LPI baru beroperasi.
"Jadi kita sedang bekerja keras, bekerja secepat mungkin, berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari BUMN, Kemenhub dan investor dari luar untuk kita bisa membuat sesuatu yang clear dan nyata dan sesuai dengan objektif kita. Kita sedang bekerja kertas untuk menyiapkan itu. Mungkin saat ini terlalu awal untuk kita berbagi terlalu banyak detail," terang Stefanus.
Menurut dia, ini juga menjadi salah satu nilai yang dimiliki oleh LPI yakni nilai excellence. Dimana dalam nilai tersebut harus terdapat kehati-hatian, meski menurutnya tidak boleh pula terlalu lambat. Mengingat investasi ini memiliki nilai yang besar, dimana di dalamnya ada pula uang negara, maka segala hal harus diputuskan dengan hati-hati.
Lebih lanjut, Stefanus pun menjelaskan LPI akan melakukan komunikasi kepada investor untuk melihat peluang investasi infrastruktur di Indonesia. Menurutnya, beberapa hal yang dikomunikasikan seperti sektor infrastruktur memiliki potensi yang besar, dimana pemerintah juga sudah berinvestasi cukup besar dalam infrastruktur dan investasi ini akan terus dilanjutkan.
Baca Juga: PTPP garap proyek Mandalika Urban and Tourism Infrastructure senilai Rp 940 miliar
Tak hanya itu, ada pula potensi return yang atraktif dengan multiplier effect dan adanya peluang value creation untuk lebih meningkatkan pengembalian.
Tak hanya proyek infrastruktur, Stefanus juga menyebutkan berbagai sektor investasi yang akan dievaluasi LPI dalam jangka pendek menengah seperti infrastruktur digital, logistik, pelayanan kesehatan, renewable energy, waste management, consumer, teknologi hingga turisme.
Selanjutnya: Ada INA, Kemenhub siapkan proyek-proyek infrastruktur potensial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News