Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANDUNG. Penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) kembali menggelar rekonstruksi kasus suap terhadap hakim Setyabudi Tejocahyono, Kamis (4/7). Pada rekonstruksi hari kedua ini, semua tersangka dihadirkan, termasuk Wali Kota Bandung Dada Rosada dan mantan sekretaris daerah (Sekda) Kota Bandung, Edi Siswadi.
Salah satu adegan yang direkonstruksi adalah saat tersangka hakim Setyabudi dan rekannya hakim Ramlan Comel dijamu oleh Toto Hutagalung di Venetian Spa, Lounge, and Karaoke di Jalan Pasirkaliki, Bandung. Menurut sumber Tribun, ketiganya nyanyi-nyanyi di tempat karaoke itu dilayani cewek cantik yang bertindak sebagai pemandu lagu alias PL.
Namun usai rekonstruksi, kuasa hukum Setyabudi, Joko Sriwidodo SH, buru-buru membantah bahwa kedua hakim itu saat nyanyi-nyanyi di suite room karaoke tersebut ditemani PL. Menurut Joko, itu hanya hiburan biasa. Ramlan Comel adalah anggota majelis hakim kasus korupsi dana bansos Kota Bandung.
"Saya tegaskan tidak ada gratifikasi seks untuk Pak Setyabudi maupun Pak Ramlan Comel, itu hanya entertainment biasa," kata Joko di halaman Venetian Spa, Lounge, and Karaoke, Kamis (4/7).
Saat hendak masuk ke pintu Venetian Spa, Lounge, and Karaoke, Setyabudi sempat meminta kepada penyidik KPK agar perannya diganti oleh pemeran pengganti. Namun hal itu tak digubris penyidik KPK. Ketiga tersangka yakni Setyabudi, Toto Hutagalung dan Asep Triana tetap memerankan dirinya masing-masing. Adapun Ramlan Comel memakai pemeran pengganti.
Rekonstruksi hari kedua dimulai di rumah pribadi Dada Rosada di Jalan Tirtasari II No 12 Sarijadi, Bandung, sekitar pukul 09.10. Di sini Toto menemui Dada di ruang tengah rumah Wali Kota Bandung itu. Kuat dugaan Toto melapor kepada Dada tentang perkembangan kasus korupsi dana bansos.
Namun kuasa hukum Dada Rosada, Abidin SH langsung membantahnya. "Tidak ada pembicaraan soal kasus korupsi dana bansos. Pak Dada dan Pak Toto hanya ngobrol soal perkembangan ormas yang ada di Kota Bandung," kata Abidin, usai rekonstruksi yang hanya berjalan 10 menit, kemarin.
Dari sini rekonstruksi kemudian bergeser ke Topas Hotel Galeria di Jalan Pasteur. Di Cafe CDC hotel tersebut, tersangka Dada Rosada, Edi Siswadi, Herry Nurhayat, dan Toto Hutagalung menggelar pertemuan dalam satu meja.
Menurut kuasa hukum Edi Siswadi, Rohman Hidayat SH, pertemuan itu untuk melaporkan perkembangan kasus korupsi dana bansos kepada Dada Rosada sekaligus meminta pengarahan dari orang nomor satu di Kota Bandung itu. Namun kuasa hukum Dada Rosada, Abidin SH justru membantahnya.
"Pak Dada datang ke Hotel Topas itu karena ditelepon Pak Edi Siswadi. Di sana Pak Dada juga hanya sebentar karena harus buru-buru ke Jakarta. Saya tegaskan, dalam pertemuan itu tidak ada pengarahan dari Pak Dada terkait kasus korupsi dana bansos," ujar Abidin.
Saat rekonstruksi kemarin, Dada mengenakan pakaian safari tangan panjang, sedangkan Edi Siswadi mengenakan batik lengan panjang warna hijau. Adapun Toto dan Herry mengenakan rompi tahanan KPK berwarna merah muda. Dada sendiri tampak santai, sedangkan Edi terlihat tegang.
Dari Hotel Topas, rekonstruksi bergeser ke sebuah money changer di Jalan Sukajadi. Di sini tersangka Asep Triana yang merupakan orang suruhan Toto Hutagalung, menukarkan uang rupiah sebanyak Rp 500 juta kepada uang dolar Amerika. Uang ini untuk diberikan kepada hakim Setyabudi sebagai suap.
Dari Sukajadi, rekonstruksi beralih ke Venetian Spa, Lounge, and Karaoke di Jalan Pasirkaliki. Seperti cerita sebelumnya, di sini Setyabudi dan Ramlan Comel dijamu oleh Toto Hutagalung di suite room karaoke dengan room bertarif Rp 200 ribu per jam dan PL bertarif Rp 150 ribu per jam itu.
Uang pengamanan
Penyidik KPK kemudian mengalihkan rekonstruksi ke kantor Pemkot Bandung. Di ruang kerjanya, mantan Sekda Edi Siswadi menyerahkan uang Rp 20 juta sebanyak tiga kali atau total Rp 60 juta kepada sopir Toto bernama Yayat Supriatna.
Rekontruksi di Balai Kota tidak melibatkan Dada Rosada, tapi melibatkan Eko Wijaksana ajudan Edi Siswadi bersama tiga tersangka Herry Nurhayat, Setyabudi, Toto Hutagalung dan Asep.
Menurut kuasa hukum Edi Siswadi, Rohman Hidayat SH, keterlibatan ajudan Edi untuk memberikan uang kepada Toto Hutagalung dan Asep. Uang itu untuk pengamanan sidang kasus korupsi dana bansos. Sebab kata Rohman, Toto selalu mengerahkan anak buahnya ke Pengadilan Negeri (PN) Bandung untuk mengamankan jalannya sidang kasus tersebut. "Uang itu untuk teman-teman Pak Toto. Dan uangnya berasal dari kocek pribadi Pak Edi," kata Rohman.
Masih di kantor Pemkot Bandung, rekonstruksi lalu digelar diruangan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemkot Bandung, Herry Nurhayat. Di ruangan Herry di lantai tiga gedung Pemkot Bandung itu, Herry, Toto, dan Asep menggelar pertemuan.
Di sini Herry menyerahkan uang Rp 500 juta kepada Toto. Uang itulah yang kemudian diserahkan oleh Asep Triana kepada hakim Setyabudi untuk menyuap hakim bertubuh ceking tersebut.
Dari sini rekonstruksi beralih ke salah satu kamar di Apartemen Suite milik Toto di Jalan Soekarno-Hatta. Toto bertemu Setyabudi membicarakan perkembangan kasus korupsi dana bansos yang sudah ditangani Pengadilan Tinggi (PT) Jawa Barat.
Pada rekonstruksi ini ada yang cukup unik. Toto mengatakan, Setyabudi sudah dua kali menemuinya di apartemen tersebut. Namun Setyabudi mengaku baru kesana sekali. Toto tetap ngotot karena dia masih ingat, pada kunjungan kedua Setyabudi diantar pulang oleh sopirnya menuju ke FO Rumah Mode di Jalan Setiabudi.
Rekonstruksi kemudian berlanjut ke Vila Jodam, rumah peristirahatan seluas satu hektare milik Toto Hutagalung di Kampung Ciporeat, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Disini Toto menggelar pertemuan dengan Dada, Edi, Herry, dan Setyabudi.
Dari rekonstruksi ini terungkap, mereka membicarakan perkembangan kasus korupsi dana bansos yang sudah ditangani PT Jabar. Dada sendiri pulang lebih dulu, sedangkan empat lainnya bersama Toto masih berada di vila itu. Mereka pun berkaraoke terlebih dulu di ruangan khusus tempat karaoke di vila itu sebelum membubarkan diri.
Rencana rekonstruksi yang akan digelar penyidik KPK selama tiga hari di Kota Bandung tampaknya cukup hanya dilakukan dua hari saja. Dari daftar lokasi-lokasi rekonstruksi yang diperoleh Tribun, semua tempat tampaknya sudah disambangi untuk digelar rekonstruksi. Pada rekonstruksi hari pertama, diketahui Toto menerima uang Rp 500 juta di halaman sebuah masjid di Jalan Aceh dari Sekpri Edi Siswadi, Yusuf Hidayat. (Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News