kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Stok Pangan Aman, Rata-Rata Ketahanan Bahan Pangan Nasional di Atas 1 Bulan


Minggu, 06 Maret 2022 / 15:12 WIB
Stok Pangan Aman, Rata-Rata Ketahanan Bahan Pangan Nasional di Atas 1 Bulan
ILUSTRASI. Kementerian Perdagangan memastikan, stok bahan pangan pokok aman dengan rata-rata ketahanan di atas 1 bulan.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

Sedangkan untuk kedelai, Oke menyebut, pihaknya telah bicara dengan importir untuk tetap melakukan impor meski harganya tinggi. Pasalnya ketersediaan kedelai domestik sangat bergantung dengan pasokan impor. Oke mengungkapkan, para importir sempat ingin menghentikan importasi kedelai akibat dari harga kedelai dunia yang tinggi.

"Lebih baik tersedia walaupun harga tinggi. Karena 150.000 perajin tahu tempe itu sangat tergantung dari ketersediaan kedelai. Kalau kedelai tidak tersedia itu berbahaya bagi keberlangsungan para pengrajin usahanya," ungkap Oke.

Pemerintah memastikan, sampai puasa dan lebaran nanti ketersediaan kedelai di dalam negeri terpenuhi. Selain itu, pemerintah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa akan terjadi penyesuaian harga sebesar Rp 11.300 - Rp 12.000 per kilogram di tingkat pengrajin. Adapun kebutuhan kedelai secara nasional tahun ini dikisaran 240.000 ton per bulan.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Belum Turun, Ikappi: Rapor Merah Bagi Mendag

Oke mengatakan, informasi dari Kementerian Pertanian, produksi kedelai di dalam negeri terjadi penurunan yaitu menjadi 250.000 ton per tahun dari sebelumnya 400.000 ton. Maka mayoritas kebutuhan kedelai Indonesia didatangkan dari luar negeri.

"Kami sudah pastikan kepada para importir untuk tetap menyediakan sebanyak 240.000 ton per bulannya dan terus mengalir dan itu kita jamin sampai akhir tahun mereka kita pastikan jamin sampai akhir tahun," jelasnya.

Dari analisis Kemendag, di luar kondisi yang saat ini terjadi antara Rusia dan Ukraina, diprediksi pada Juni mendatang harga kedelai sudah dapat kembali turun. Hanya saja, Oke berharap, konflik Rusia dan Ukraina tak berpengaruh secara signifikan pada harga kedelai dunia.

Oke menambahkan, untuk minyak goreng sejak 14 Februari pihaknya telah mengalokasikan dan mendistribusikan lebih dari 300 juta ton. Bahkan diperkirakan sampai akhir minggu ini sudah dipasok 340 juta ton.

"Harusnya banjir dan aman. Jadi sampai ke wilayah pasokan sudah dialirkan ternyata bendungan sudah penuh kok irigasi ga lancar. Irigasi yang ga lancar yang sebabkan ada dampak aliran enggak lancar," jelasnya.

Oke menyebut, masalah kelangkaan minyak goreng bukanlah dari ketersediaan. Melainkan masyarakat sulit mendapatkan minyak goreng dengan harga eceran tertinggi.

Baca Juga: Mengukur Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Ekonomi Makro Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×