Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Peta politik diprediksi bakal kembali menghangat. Menyusul status tersangka Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) atas kasus proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dengan kerugian mencapai Rp 2,3 triliun.
Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira melihat kondisi ini bisa mempengaruhi sikap pelaku pasar atau mengambil posisi wait and see.
Posisi Setnov yang juga Ketua DPR ini akan berpengaruh terhadap kalkulasi risiko politik tanah air. "Maka resiko politiknya juga kalau dirangkum dalam keputusan investasi jadi lebih besar," kata Bhima pada KONTAN, Senin (17/7).
Bhima berharap dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa segera menyelesaikan kasus e-KTP bisa cepat selesai dan proses hukum bisa berjalan lancar.
"Sehingga bisa membawa kepastian hukum bagi investor yang mau menanamkan modalnya," imbuhnya.
Ia melihat serangkaian kagaduhan politik jelang tahun politik pada 2019 membuat investor belum berani berekspansi. Salah satu yang sudah terbukti ialah saat Pilkada serentak yang lalu.
"Jadi memang faktor stabilitas politik itu salah satu faktor penting di mata investor," jelas Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News