Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah akan menggelontorkan dana antara Rp 50 triliun sampai Rp 60 triliun untuk stabilisasi harga pangan pada tahun 2017. Dana tersebut, akan digunakan sebagai salah satu upaya untuk menekan angka kemiskinan.
Bambang S Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional: Kepala Bappenas mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk beberapa keperluan. Pertama, untuk dana subsidi pangan yang rencananya akan disalurkan dalam bentuk vocher pangan.
Dalam RAPBN 2017, rencananya, subsidi pangan yang akan digelontorkan pemerintah mencapai Rp 19, 8 triliun. Kedua, untuk subsidi benih, yang dalam RAPBN 2017 besarannya mencapai Rp 31,2 triliun. Sedangkan ketiga, untuk subsidi benih yang dalam RAPBN 1017 besarannya mencapai Rp 1,3 triliun.
Bambang mengatakan, agar dana stabilisasi pangan tersebut efektif, pemerintah akan memperbaiki pola penyaluran. Untuk dana subsidi pangan misalnya, jika selama ini subsidi disalurkan dalam bentuk beras, tahun 2017 nanti secara bertahap akan disalurkan melalui vocer pangan. "Akan mulai dilakukan di 44 kota, secara bertahap akan ditingkatkan," katanya di Jakarta Selasa (16/8).
Pemerintah bertekad menjaga kestabilan harga pangan. Presiden Jokowi mengatakan, kestabilan harga pangan, salah satunya beras penting. Menurutnya, ketika harga pangan tidak stabil, semua kebijakan pengentasan kemiskinan yang dijalankan pemerintah sulit tercapai.
Sementara itu, berdasarkan data Bappenas, kenaikan harga pangan beras, 10% saja bisa meningkatkan jumlah penduduk miskin sampai dengan 330.031 orang. Atas dasar itulah, dia memerintahkan, agar menterinya bekerja keras untuk menjaga kestabilan harga pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News