Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sebagai upaya stabilisasi moneter, Bank Indonesia (BI) membeli surat berharga negara (SBN) yang dilepas asing.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, sejak awal tahun 2024 hingga saat ini BI sudah membeli SBN sebesar Rp 137,1 triliun. Ini terdiri dari pembelian SBN di pasar sekunder sebesar Rp 81,7 triliun dan pembelian di pasar perdana yakni SBN Syariah sebesar Rp 55,4 triliun.
“Jadi kami terus berkoordinasi dengan pemerintah agar suku bunga SBN di pasar tetap terjaga,” tutur Perry saat melakukan rapat kerja bersama Banggar DPR RI, Senin (8/7).
Untuk diketahui, untuk menutup pembiayaan anggaran tahun ini Pemerintah akan menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp 100 triliun dengan menerbitkan SBN yang lebih rendah yakni sebesar Rp 214,6 triliun.
Baca Juga: BI: Kinerja Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat Pada Juni 2024
Merespon hal tersebut Perry menyampaikan bahwa penerbitan SBN Rp 214,6 triliun tersebut masih akan tetap dilirik oleh pasar, meski bersaing dengan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Karena kami sepakat agar SBN lebih banyak untuk jangka panjang, sehingga untuk SRBI hanya 6, 9 hingga 12 bulan. Karena kalau jangka pendek suku bunganya lebih tinggi,” ungkapnya.
Di samping itu, Ia juga memastikan, jika imbal hasil SBN mengalami peningkatan, maka BI akan membeli SBN baik dari pasar sekunder dan pasar perdana.
Adapun Ia mencatat, secara keseluruhan tahun ini terjadi inflow khususnya dari SRBI sebesar Rp 130,35 triliun, dari saham Rp 340 miliar, meski pada pertengahan tahun Surat Berharga Negara (SBN) terjadi outflow Rp 33,96 triliun.
Perry menambahkan, sejalan dengan adanya koordinasi dengan Kementerian Keuangan, sejak Juni 2024 SBN mulai kembali inflow, dan diharapkan tetap terjaga.
“Secara keseluruhan, portofolio inflow tahun ini adalah Rp 91,5 triliun, dan ini yang terus kami lakukan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News