kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Sri Mulyani Wanti-Wanti Hal Ini, Imbas Anjloknya PMI Manufaktur Indonesia Mei 2023


Senin, 05 Juni 2023 / 16:46 WIB
Sri Mulyani Wanti-Wanti Hal Ini, Imbas Anjloknya PMI Manufaktur Indonesia Mei 2023
Sri Mulyani Wanti-Wanti Hal Ini, Imbas Anjloknya PMI Manufaktur Indonesia Mei 2023


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. S&P Global baru saja merilis Purchasing Manager's Index PMI Manufaktur Indonesia. Tercatat, PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2023 berada di level 50,3. Angka ini turun 2,4 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 52,7 pada April 2023.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti atas turunnya PMI Manufaktur Indonesia pada periode laporan tersebut. Pasalnya, angka tersebut hampir mendekati level kontraktif.

"Harus kita lihat secara hati-hati adalah PMI baru saja keluar 50,3. Ini melemah dibandingkan bulan lalu yang di atas 52," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (5/6).

Baca Juga: Indeks Manufaktur Asia Bergeliat Sepanjang Mei 2023

Meski PMI Manufaktur Indonesia mengalami penurunan, namun Sri Mulyani mengatakan bahwa indeks tersebut masih berada di zona ekspansif.  Ini lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam yang selama ini kuat namun dalam posisi kontraktif.

"Di satu sisi tetap optimis, di sisi lain tetap harus hati-hati karena memang risikonya nyata," kata Menkeu.

Sebelumnya, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan, mengatakan, penurunan PMI Manufaktur Indonesia pada periode laporan dikarenakan adanya penurunan permintaan baru dari sisi domestik maupun luar negeri efek pelemahan ekonomi.

Baca Juga: BI: Ekonomi Indonesia Kuartal II-2023 Akan Tumbuh Lebih Baik

"Sangat penting untuk memonitor seberapa tangguh penurunan permintaan terkini karena hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan jangka pendek," ujar Jingyi Pan dalam keterangan resminya, Senin (5/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×