Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari 2023 berada di level 51,2. Angka ini menurun 0,1 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 51,3.
Hanya saja, indeks manufaktur akan kembali mengalami peningkatan seiring dengan momen Ramadan dan Lebaran 2023. Kedua momen tersebut akan mendorong kinerja industri manufaktur sehingga berdampak terhadap perekonomian nasional.
Kepala Badan Kebijakan Fsikal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan bahwa pihaknya akan terus memastikan sisi produksi sektor manufaktur tetap berjalan dengan baik sehingga PMI Manufaktur Indonesia terus menguat sejalan dengan momen Lebaran dan Ramadan tahun ini.
"Ini kan manufaktur bagus masih tetap ekspansi, ya kita pastikan produksinya tetap jalan dengan baik dan tentunya pemulihan ekonominya kan masih terus positif ya dan ini kabar baik dan kita jaga terus momentumnya pertumbuhannya," ujar Febrio saat ditemui di kompleks Kemenkeu, Rabu (1/3).
Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Turun Tipis Menjadi 51,2 pada Februari 2023
Sementara itu, Tim Ahli Menko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa PMI Manufaktur Indonesia akan mengalami peningkatan ke depannya seiring dengan momen Ramadan dan Lebaran. Selain itu, PMI Manufaktur Indonesia pada Februari 2023 menunjukkan pertumbuhan output semakin cepat lantaran kenaikan permintaan baru serta kinerja vendor membaik untuk pertama kali dalam satu tahun.
"Dengan demikian sesuai pola musiman Lebaran maka PMI Manufaktur Indonesia akan meningkat," ujar Iskandar kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3).
Di tengah momen Ramadan dan Lebaran ini, Iskandar bilang bahwa pemerintah akan mendorong konsumsi domestik dengan dipenuhi dari industri manufaktur dalam negeri.
Direktur Pengembangan Bisnis Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) Budi Susanto Sadiman mengatakan bahwa biasanya pihaknya akan mengalami kenaikan permintaan normal sekitar 20% dari permintaan normal.
Hanya saja, dua minggu sebelum Lebaran biasanya kegiatan penjualan sudah menurun lantaran truk transportasi sudah tidak diizinkan untuk lalang lintas kota. Namun, Budi menyarankan pemerintah untuk terus menjaga daya beli masyarakat di momen Ramadan dan Lebaran.
"Menjelang Lebaran kalau untuk industri plastik pasti omsetnya naik karena industri makanan minuman pada bulan puasa akan bagus," kata Budi kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3).
Baca Juga: Kemenperin Mencatat Indeks Kepercayaan Industri Naik pada Februari 2023
Sama halnya dengan Budi, Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengamanan Indonesia (AKL) Yustinus mengatakan, momen Lebaran dan Ramadan tahun ini akan mampu mendongkrak PMI Manufaktur Indonesia.
Terlebih lagi, pemerintah telah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga membawa angin segar bagi industri manufaktur.
"Pemerintah sangat diharapkan untuk memasok volume Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sesuai Kepmen, ini kunci penting untuk menjaga pemulihan ekonomi yang on the track, khususnya menjaga momentum industri manufaktur sebagai dasar ekonomi," kata Yustinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News