kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -898,02   -100.00%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani Ungkap Pembiayaan Utang di 2023 Cukup Menantang


Selasa, 31 Mei 2022 / 17:43 WIB
Sri Mulyani Ungkap Pembiayaan Utang di 2023 Cukup Menantang
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pembiayaan utang di tahun 203 akan cukup menantang. Hal ini dikarenakan adanya ketidakpastian global yang membayangi perekonomian Indonesia serta melonjaknya inflasi. Sehingga untuk menjaga kebijakan fiskal yang tetap ekspansif maka perlu untuk menjaga defisit financing agar tetap aman.

“Lingkungan global dari sisi pembiayaan akan cukup menantang. Oleh karena itu kebutuhan untuk pembiayaan akan kita kelola secara ekstra hati-hati agar utang tetap terjaga secara stable,” ujar ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (31/5).

Hal tersebut juga didukung dengan langkah-langkah pendalaman pasar untuk menjaga dan menopang pembiayaan Surat Berharga Negara (SBN) yang stabil juga. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong inovasi pembiayaan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Layanan Umum (BLU), sovereign wealth fund, Indonesia Investmen Authority (INA), serta dukungan dalam bentuk skema pembiayaan kerja sama antara pemerintah dan badan usaha.

Baca Juga: Sri Mulyani: Kondisi Ketahanan Pangan dan Energi Perlu Dijaga di tengah Krisis Global

Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa peningkatan pengelolaan manajemen kas sangat penting karena beberapa bulan ini pemerintah melihat arus kas Indonesia cukup baik.

“Ini perlu dan ini akan meningkatkan tantangan di dalam mengelola arus kas pada saat antar bulan di dalam satu fiscal year, tidak selalu sama tekananannya,” jelas Sri Mulyani.

Pemerintah juga akan terus menjaga fiskal buffer agar cukup memadai di dalam mengantisipasi berbagai guncangan baik di dalam perekonomian maupun terhadap APBN sendiri.

Sebelumnya, Bendahara Negara tersebut juga memaparkan bahwa pemerintah telah memperkirakan pendapatan negara pada tahun 20233 akan meningkat ke level 11,19% hingga 11,70% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau pada kisaran Rp 2.266,7 triliun hingga Rp 2.398,8 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Proyeksi Inflasi 2023 di Level 2%-4% Masih Cukup Realistis

Sedangkan belanja negara diproyeksikan mencapai pada kisaran 13,8% hingga 14,6% terhadap PDB atau sekitar Rp 2.795,9 triliun hingga Rp 2.993,4 triliun. Untuk defisit sendiri diproyeksi mengecil di angka 2,61% hingga 2,9% PDB, sehingga rasio utang juga diperkirakan tetap terkendali di angka 40,58% hingga 42,42% terhadap PDB.

“Saya ingin memberikan catatan bahwa di dalam postur ini (2023) shock yang besar dari sisi subsidi yang sekarang ini terus sedang kita hitung dan kita kelola tentu nanti akan mempengaruhi postur di 2022 dan 2023. Namun ini masih belum memasukkan keseluruhannya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×