kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.471.000   2.000   0,14%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Sri Mulyani Tak Risau Indonesia Alami Deflasi Lima Bulan Beruntun. Ini Alasannya


Jumat, 04 Oktober 2024 / 15:00 WIB
Sri Mulyani Tak Risau Indonesia Alami Deflasi Lima Bulan Beruntun. Ini Alasannya
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) berjalan menuju ruangan konferensi pers di Jakarta, Senin (23/9/2024). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait Indonesia yang mengalami deflasi lima bulan beruntun.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait Indonesia yang mengalami deflasi lima bulan beruntun.

Sri Mulyani menganggap, kondisi tersebut merupakan perkembangan yang positif, lantaran deflasi yang terjadi didorong oleh penurunan harga pangan, terutama komoditas bergejolak.

"Kalau deflasi lima bulan ini terutama dikontribusikan oleh penurunan harga pangan, itu menurut saya merupakan suatu perkembangan yang positif," ujar Sri Mulyani kepada awak media di Kantor Kemenkeu, Jumat (4/10).

Menurutnya, hal tersebut akan menentukan daya beli masyarakat, terutama di masyarakat kelompok bawah sebagai konsumen.

Baca Juga: Sri Mulyani dan Airlangga Kompak Beri Sanksi Pemda yang Manipulasi Data Inflasi

"Di mana pangsa atau peranan dari makanan pengeluaran untuk makanan itu paling besar. Jadi kalau harga pangan stabil atau bahkan menurun, karena waktu itu memang sempat meningkat, itu adalah hal yang positif," katanya.

Jika inflasi dilihat dari komponennya, Sri Mulyani menyebut, inflasi inti (core inflation) yang merupakan indikator permintaan atau agregat demand masih berada di level 2%.

"Ini artinya demand masih tinggi. Meskipun di situ juga ada harga emas, di mana kenaikan harga emas dalam core inflation pasti mempengaruhi," imbuh Sri Mulyani.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 mengalami deflasi sebesar 0,12% secara bulanan atau month to month (mtm). Deflasi ini lebih tinggi bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,03% mtm.

Baca Juga: Deflasi Lima Bulan Beruntun, Pendapatan Emiten Konsumer & Ritel Diprediksi Tertekan

Selanjutnya: Kemenhub Hibahkan Skybridge Bojonggede ke Pemkab Bogor

Menarik Dibaca: Resep Sup Ayam Tauco Halal, Terinspirasi dari Menu Swike Khas Jatiwangi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×