Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa boneka Barbie sempat menjadi topik pembahasan saat Pemerintah Indonesia melakukan negosiasi tarif perdagangan dengan Departemen Keuangan Amerika Serikat (US Treasury).
Pasalnya, AS merupakan negara pengimpor Barbie terbesar dari Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa tarif resiprokal atau kebijakan timbal balik yang diterapkan Presiden AS Donald Trump diperkirakan hanya akan memberikan dampak terbatas terhadap Indonesia.
Namun, beberapa sektor seperti peralatan listrik, pakaian rajutan dan non-rajutan, serta alas kaki akan turut terdampak.
"Mungkin tau barbie boneka itu mayoritas itu bikinan dari kita, jadi waktu pertemuan dengan US Treasury barbie muncul di percakapan. Karena Amerika impor barbie paling besar dan produsen terbesar memang dari Indonesia," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Rabu (30/4).
Baca Juga: Defisit APBN Maret 2025 Sentuh Rp 104,2 Triliun, Sri Mulyani: Jangan Panik
Selain Barbie, mainan mobil-mobilan Hot Wheels juga menjadi komoditas ekspor utama Indonesia ke AS yang masuk dalam sorotan.
Menurut Sri Mulyani, komoditas ini sangat relevan menjelang musim belanja akhir tahun di Amerika Serikat.
"Kedua terbesar adalah Hot Wheels itu adalah mobil mobil mainan, ini main anak-anak kalau bagi Anda nggak penting, tapi di Amerika penting. Karena sebentar lagi enam bulan lagi akan natal akan black friday, dan setiap nenek-nenek akan membeli hadiah untuk cucunya ditaruh di pohon natalnya itu," jelasnya.
Ia menekankan bahwa penerapan tarif baru oleh AS akan berdampak langsung pada harga mainan, yang pada akhirnya mempengaruhi masyarakat kelas bawah di negara tersebut.
"Ini akan sangat mempengaruhi harga-harga mainan, selain yang mungkin dianggap staretgis seperti cip atau EV, tapi ini mempengaruhi masyarakat jelata di sana," terang Menkeu.
Sri Mulyani pun menegaskan pentingnya menjaga daya saing industri manufaktur dalam negeri agar ekspor Indonesia tetap kompetitif di pasar global.
"Kita perlu menjaga agar produksi eksportir kita yang kompetitif dan baik, termasuk adalah pakaian jadi dan sepatu," pungkasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Pamer Berhasil Tingkatkan Pendapatan Negara Rp 200 Triliun dalam 1 Bulan
Selanjutnya: Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia Resmi Diluncurkan
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (1/5): Didominasi Cuaca Cerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News