kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Situasi APBN-P 2017 cukup stabil


Rabu, 20 Desember 2017 / 19:35 WIB
Sri Mulyani: Situasi APBN-P 2017 cukup stabil


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi defisit anggaran hingga pertengahan Desember 2017 masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-P) 2017, yakni sebesar 2,62% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit tersebut didapatkan karena realisasi belanja negara yang lebih besar dibandingkan pendapatan negara. Namun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, deifisit yang ada masih menandakan APBN-P 2017 yang cukup stabil.

"2,62%, masih jauh dari maksimum defisit yaitu 2,92%. Dan ini berarti kami tetap dalam situasi APBN-P 2017 yang cukup stabil," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (20/12).

Secara rinci, realisasi pendapatan negara hingga 15 Desember 2017 mencapai Rp 1.496,9 triliun atau 87,3% dari target APBN-P 2017 sebesar Rp 1.714,12 triliun. Angka ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.211,5 triliun atau 82,3% dari target.

Adapun realisasi penerimaan negara mencapai Rp 1.492,5 triliun, terdiri dari penerimaan pajak dan bea cukai atau perpajakan sebesar Rp 1.211,5 triliun atau 83,4% dari target APBN-P 2017 sebesar Rp 1.450,93 triliun serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 281 triliun atau 108% dari target yang sebesar Rp 260 triliun.

Sementara penerimaan hibah mencapai Rp 4,4 triliun atau surplus dari target dalam APBN-P 2017 yang sebesar Rp 3,1 triliun.

"Penerimaan perpajakan kita masih cukup sehat. Kemudian PNBP kita sampai 15 Desember mencapai 108%, karena realisasinya sekarang sudah melebihi dalam apa yang ada di APBN-P," ujarnya.

Sementara untuk belanja negara, realisasi hingga pertengahan Desember 2017 sebesar Rp 1.849,5 triliun atau 87,6% dari target APBN-P 2017 sebesar Rp 2.111,36 triliun.

Ia memaparkan, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 1.132,3 triliun atau 83,7% dari target yang sebesar Rp 1.351,56 triliun. Belanja ini terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp 664,9 dan belanja non K/L sebesar Rp 467,3 triliun.

Sementara itu, realisasi transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp 717,3 triliun atau 94,4% dari target dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 759,79 triliun.

Angka ini terdiri dari transfer ke daerah yang sebesar Rp 657,5 triliun atau 93,9% dari target sebesar Rp 699,79 triliun dan dana desa yang sebesar Rp 59,8 triliun atau 99,7% dari target sebesar Rp 60 triliun.

“Belanjanya biasanya hanya terealisasi di bawah 95%. Tapi belanja negara akan banyak terjadi di sepuluh hari terakhir," ujarnya.

Sedangkan realisasi pembiayaan mencapai Rp 403,8 triliun atau 101,6% dari target sesuai defisit anggaran 2,92% terhadap PDB. Dengan demikian, realisasi APBN-P 2017 hingga pertengahan Desember ini mencatatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) mencapai Rp 51,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×