kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Utang US$ 4 miliar, Menkeu: Struktur APBN kuat


Rabu, 06 Desember 2017 / 12:08 WIB
Utang US$ 4 miliar, Menkeu: Struktur APBN kuat


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) telah menerbitkan surat berharga negara (SBN) berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau global bond sebesar US$ 4 miliar.

Penerbitan ini dilakukan dalam rangka kebijakan pre-funding, yaitu melakukan penerbitan obligasi negara pada akhir tahun 2017 guna menjamin ketersediaan anggaran pada awal 2018. Final pricing (yield) untuk tenor lima tahunnya sebesar 3%, tenor sepuluh tahun 3,55%, dan tenor 30 tahun sebesar 4,4%. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pre-funding kali ini memiliki suatu volume dan harga yang baik. Adapun dengan tingkat suku bunga yang rendah dari suku bunga Amerika Serikat (AS) ini mencerminkan bahwa struktur APBN Indonesia kuat. 

"Apa yang kita capai dengan volume maupun maturity, tingkat jatuh tempo, dan juga rate-nya, yield-nya dan juga price-nya itu luar biasa rendah bahkan dibandingkan dengan pertengahan tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Ini menggambarkan APBN kita memiliki struktur yang kuat," kata dia di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu (6/12).

Dengan APBN yang kuat strukturnya ini, menurut Sri Mulyani, investor memiliki kepercayaan untuk membeli bond Indonesia dengan tingkat suku bunga yang sangat rendah spread-nya terhadap AS.

Ia pun mengungkapkan bahwa pre-funding ini akan bisa menjaga dana atau cash flow yang dimiliki pemerintah pada Januari 2018. "Saya senang, tentu saja ini bisa membuat cash flow kita terutama bulan Januari (2018) bisa terjaga baik," ujarnya. 

Berdasarkan keterangan resmi yang dikutip dari website Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, penerbitan global bond tersebut terdiri dari tiga seri. Yaitu, seri RI0123 dengan tenor lima tahun sebesar US$ 1 miliar, seri RI0128 dengan tenor 10 tahun sebesar US$ 1,25 miliar, dan seri RI0148 dengan tenor 30 tahun sebesar US$ 1,75 miliar.

Penerbitan global bond kali ini mendapatkan peringkat investment grade dari tiga lembaga pemeringkat internasional utama. Penerbitan ini juga sekaligus dalam rangka memanfaatkan momentum sebelum adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed.

"Dengan melakukan transaksi pada minggu pertama bulan Desember, Pemerintah memanfaatkan momentum strategis sebelum adanya potensi kenaikan tingkat suku The Fed," bunyi keterangan resmi tersebut.

Namun, nominal penerbitan sebesar US$ 4 miliar merupakan salah satu terbesar yang pernah dilakukan, seperti halnya penerbitan di Januari 2014 dan Januari 2015.

Kemenkeu juga mencatat, final order book mencapai lebih dari 120, 130 dan 150 investor untuk masing-masing tenor lima tahun, 10 tahun dan 30 tahun. Hal itu menunjukkan permintaan yang beragam dari berbagai wilayah dan jenis investor.

Untuk Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah ANZ, Citigroup, Deutsche Bank, Goldman Sachs (Singapore) Pte dan PT Mandiri Securities, serta bertindak sebagai co-Managersadalah PT Bahana Sekuritas, PT. Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×