kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Sekarang semua orang urusi utang


Minggu, 24 Oktober 2021 / 19:24 WIB
Sri Mulyani: Sekarang semua orang urusi utang
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menjadi keynote speaker dalam Peluncuran Buku 25 Tahun Kontan secara virtual, Minggu (24/10). KONTAN/Muradi/2021/10/24


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Keuangan negara menjadi penyelamat perekonomian Indonesia saat dihantam krisis. Tiga krisis yang dihadapi Indonesia membuat beban keuangan negara bertambah berat. Tak pelak utang semakin meningkat dan menjadi risiko bagi perekonomian.

Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, hingga akhir Agustus 2021, posisi utang pemerintah mencapai Rp 6.625,43 triliun Posisi ini setara 41% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Posisi utang pemerintah per akhir Agustus 2021 bertambah Rp 55,27 triliun jika dibandingkan akhir Juli 2021.

Baca Juga: Sri Mulyani: Setiap krisis, the real last resort adalah keuangan negara

Terus meningkatnya utang Indonesia pun kerap menjadi perbincangan berbagai pihak. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku senang.

"Banyak orang lihat keuangan negara detail, saya senang banget sekarang semua orang urusin utang. Semua orang bicara itu. It's good, kita punya ownership terhadap keuangan negara," kata Sri Mulyani dalam acara Peluncuran Buku 25 Tahun KONTAN: Melintasi 3 Krisis Multidimensi, Minggu (24/10).

Sebab sebelumnya, pada saat krisis tahun 1997-1998 maupuun tahun 2008, tidak ada orang yang memperhatikan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Baca Juga: Sri Mulyani: Pasca Covid, ancaman krisis berikutnya bisa climate change dan disrupsi

Namun ia menegaskan, jika utang berlipat maka negara bisa kesulitan membayarnya. Terlebih, nilai tukar rupiah melemah. Hal ini akan berdampak terhadap kondisi keuangan.

"Kalau utang berlipat ganda, walaupun tadi utangnya sama tetapi nilai tukar berubah maka penerimaan ada yang dalam bentuk rupiah menjadi tidak bisa mampu untuk membayarnya kembali," kata Sri Mulyani.

Sebab itu, saat kondisi perekonomian sedang bangkit, pemerintah berusaha untuk menyehatkan keuangan negara dengan memberikan ruang fiskal pada APBN. Tujuannya, agar saat perekonomian kembali tertekan, keuangan negara kembali hadir untuk melindungi dan menyehatkan perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×