kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Maret 2025 Capai 0,43% dari PDB


Selasa, 08 April 2025 / 18:42 WIB
Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Maret 2025 Capai 0,43% dari PDB
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani saat dialog dengan para pelaku ekonomi di Jakarta, Selasa (8/4/2025).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Maret 2025 mencapai 0,43% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Perlu diketahui, APBN mencatatkan defisit lantaran penerimaan negara lebih rendah dari belanja negara. Sejak Januari 2025, APBN memang sudah mencatatkan defisit.

Realisasi APBN tersebut berdasarkan data bruto terdiri dari, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 322,6 triliun, atau mencapai 14,7% dari pagu, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 77,5 triliun atau 25,7% dari pagu.

Selanjutnya, dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 115,9 triliun atau 22,6% dari pagu.

Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan APBN 2025 Tak Akan Jebol Meski Banyak Program Baru

Sri Mulyani membeberkan, realisasi penerimaan pajak secara bruto tersebut terjadi peningkatan sebesar 9,1%, setelah mengalami kontraksi pada Januari dan Februari 2025  yang masing-masing sebesar 13% dan 4%.

“Maret penerimaan pajak buto kita sudah turn around, yang tadinya growth-nya minus 13% bulan Januari, Februari minus 4 ini sekarang sudah positif 9,1%. Turning around itu kelihatan sudah mulai baik,” tutur Sri Mulyani dalam agenda Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, Selasa (8/4).

Meski demikian, bila dilihat secara neto pada data penerimaan pajak Maret 2024 lebih tinggi, yakni mencapai Rp 393,91 triliun.

Selanjutnya, untuk realisasi belanja hingga Maret 2025 mencapai Rp 620,3 triliun atau 17,1% dari pagu. Realisasi belanja tersebut terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) mencapai 196,1 triliun, dan belanja non K/L mencapai 217,1 triliun.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Merosot, Menekan atau Menguntungkan APBN?

Sementara, keseimbangan primer mencatatkan surplus sebesar Rp 17,5 triliun, atau 27,7% dari target Rp 63,3 triliun. Sri Mulyani membeberkan, bahwa penerimaan pajak masih on-track. Menurutnya alasan menunda realisasi APBN pada Januari-Februari 2025 disebabkan data penerimaan pajak masih dinamis karena penerapan sistem pajak baru Coretax.

Selain itu, adanya penerapan TER dan juga adanya beberapa perusahaan wajib pajak besar yang melakukan restitusi one-off. Yang turut berpengaruh. Ia mengaku tidak ingin menciptakan kepanikan market jika melakukan presentasi.

“Jadi saya ingin memberikan keyakinan bahwa penerimaan pajak masih on track. Karena dalam sebulan terakhir ini dibuat headline untuk membuat seolah-olah APBN tidak sustainable, APBN tidak prudent dan ini akan menjadi berantakan,” jelasnya.

Selanjutnya: Intra Golflink (GOLF) akan Bagi Dividen dari Laba Tahun Buku 2024, Ini Kisi-kisinya

Menarik Dibaca: Perusahaan Berlomba Adopsi PC AI, AMD Beberkan Alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×