kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani perkirakan penerimaan negara di 2020 tumbuh 10% - 13,5%


Senin, 22 April 2019 / 18:53 WIB
Sri Mulyani perkirakan penerimaan negara di 2020 tumbuh 10% - 13,5%


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) memproyeksikan penerimaan negara di tahun 2020 berpotensi mengalami pertumbuhan 10%-13,5%. Perkiraan pertumbuhan penerimaan tersebut dilihat dari potensi penerimaan negara pada 2019 ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, target tersebut berdasarkan range pertumbuhan penerimaan negara dilihat dari potensi outlook di 2019. "Jadi potensi penerimaannya seperti apa berdasarkan yang kita baca sampai April ini dan proyeksi sampai akhir tahun, kemudian growth-nya seperti apa berdasarkan basis yang terjadi di 2019," ujar Sri Mulyani, Senin (22/4).

Tak hanya itu, Sri Mulyani menambahkan, penerimaan negara di tahun 2020, khususnya untuk penerimaan negara bukan pajak akan tergantung dari asumsi harga minyak dan kurs yang diperkirakan akan berubah.

"Ini totalnya akan kita lihat lagi. Finalnya akan kita lihat di dalam proposal ke DPR yang nanti akan kita bahas di bulan Mei," terang Sri Mulyani.

Menurutnya, hingga saat ini pemerintah sudah menentukan poin-poin perkirakan asumsi makro di 2020. Akan tetapi, ia belum bisa mengungkapkan seperti apa asumsi makro tersebut karena harus disampaikan ke DPR terlebih dahulu.

Meski tak menyebutkan secara gamblang berapa besar perkiraan penerimaan negara di 2020, tetapi bila menghitung dari penerimaan negara dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 2.165,1 triliun, maka penerimaan negara di 2020 akan berkisar Rp 2.381,61 triliun hingga Rp 2.457,38 triliun.

Terkait dengan belanja negara di tahun depan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku akan ada realokasi belanja, dimana dari sisi belanja barang akan dikembalikan seperti dasar di 2017.

Hal ini dikarenakan di 2018 banyak belanja barang yang sifatnya satu peristiwa atau event seperti Asian Games,Asian Para Games, hingga IMF - World Bank Annual Meetings. Hal ini, menurut Sri Mulyani akan membuat defisit anggaran tidak akan membengkak.

"Itu semua dihilangkan, jadi kita memiliki baseline yang bersih dari kegiatan yang sifatnya satu kali," tutur Sri Mulyani.

Lebih lanjut Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik 2019 ini menambahkan, pemerintah akan mengutamakan pembiayaan yang bersifat prioritas seperti pembangunan di bidang sumber daya manusia (SDM), dan pembangunan prioritas lainnya. Pemerintah pun masih akan tetap menampung prioritas lain yang belum tertampung hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×