Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu tantangan besar bagi sebuah perekonomian untuk maju adalah bagaimana suatu perekonomian bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya. Efisiensi suatu perekonomian ditentukan kemampuan pemerintah dalam menciptakan layanan birokrasi yang mudah, sederhana, tepat waktu, dan kompetitif. Salah satu layanan yang disediakan pemerintah untuk menciptakan efisiensi adalah layanan Indonesia National Single Window (NSW).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah dan otoritas pendukung seluruh pelaku usaha perlu untuk terus melakukan suatu kolaborasi dalam menciptakan sebuah sistem yang melayani kebutuhan dunia usaha dan masyarakat secara transparan, kompetitif, inovatif dan produktif.
"Kemampuan kita untuk terus meningkatkan sinergi kolaborasi antara kementerian/lembaga juga menjadi faktor utama dalam menciptakan efisiensi sebuah perekonomian,” kata Sri Mulyani dalam pembukaan Pekan INSW 2021 secara daring pada Senin (13/9).
Sri Mulyani menekankan, ini adalah sebuah tantangan yang tidak mudah bagi sebuah perekonomian sebesar Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pengambil kebijakan terus berupaya memperbaiki tata kelola, memperbaiki sistem agar semakin terintegrasi, menciptakan suatu sinergi kolaborasi yang pada ujungnya dapat memberikan keringanan bagi masyarakat dan dunia usaha agar tidak harus melakukan berbagai macam prosedur yang berulang-ulang namun tidak ada nilai tambahnya.
Baca Juga: Defisit APBD 2022 turun, ini penjelasan Kemenkeu
Menurutnya, kebutuhan industri dan kebutuhan untuk terus membangun competitiveness inilah yang terus mendorong pemerintah menciptakan INSW. Yakni, suatu sistem terintegrasi secara nasional yang memungkinkan pelaku usaha untuk memenuhi berbagai persyaratan regulasi dari berbagai kementerian/lembaga dan bahkan pemerintah daerah namun bisa dilakukan secara mudah efisien dan tentu tidak membebani.
Sri Mulyani melanjutkan, layanan National Single Window (NSW) juga merupakan amanat dari berbagai negara terutama di kawasan ASEAN yang telah bersepakat dalam Bali Concord II Tahun 2003 untuk membentuk sebuah ASEAN Economic Community dengan mengimplementasikan National Single Window di masing-masing negara anggotanya. Dengan adanya NSW di masing-masing negara, maka diharapkan akan terbentuk integrasi perdagangan intra-ASEAN yang semakin lancar dan integrasi sistem NSW ini bisa bermanfaat bagi seluruh anggota ASEAN.
NSW di negara Indonesia bernama Indonesia National Single Window (INSW), dan secara nasional mulai diluncurkan pada tanggal 29 Januari tahun 2009.
Menurut Sri Muluani, INSW memiliki peran yang sangat penting karena Indonesia adalah negara ASEAN dengan ekonomi terbesar. INSW diharapkan menjawab tantangan untuk terintegrasinya data-data nasional dan dengan demikian akan memungkinkan pemerintah untuk membuat keputusan berdasarkan data yang makin aktual, tepat waktu, dan tentu menghasilkan kebijakan yang makin berkualitas konsisten serta dapat dipercaya oleh masyarakat.
Indonesia National Single Window yang awalnya portal penyampaian dokumen tunggal khususnya untuk dokumen perizinan ekspor-impor, saat ini telah berkembang menjadi sistem yang mendorong perbaikan tata kelola layanan dan kebijakan pemerintah di bidang ekspor-impor dan logistik serta perdagangan.
"INSW tidak hanya menghubungkan proses bisnis dari berbagai kementerian/lembaga dan otoritas pendukung, namun juga menghubungkan berbagai harapan akan perubahan yang saat ini terserak di berbagai kelompok dan pihak,” kata Sri Mulyani.
Selanjutnya: Sri Mulyani: Tahun 2020 bukan tahun yang mudah untuk anggaran negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News