CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Sri Mulyani jadi Menkeu lagi, CORE sarankan ekspansi fiskal lebih besar


Selasa, 22 Oktober 2019 / 16:28 WIB
Sri Mulyani jadi Menkeu lagi, CORE sarankan ekspansi fiskal lebih besar
ILUSTRASI. Sri Mulyani Indrawati meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sri Mulyani Indrawati, yang ditunjuk kembali sebagai Menteri Keuangan akan menghadapi kondisi berat di awal periode masa kerjanya di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

Di tengah ketidakpastian dan pelemahan ekonomi global, kebijakan-kebijakan di sektor perekonomian dalam negeri sangat krusial untuk memastikan pertumbuhan Indonesia tetap terjaga.   

Baca Juga: Kenakan kemeja putih, mantan Menkumham Yasonna Laoly tiba di Istana Kepresidenan

Sri Mulyani mengakui, salah satu alasan utama Presiden Joko Widodo menunjuknya kembali mengemban jabatan bendahara negara ialah untuk menghadapi tantangan perekonomian global yang belakangan kian menekan Indonesia.

Selain itu, juga mewujudkan sejumlah target pembangunan pemerintah di bidang sumber daya manusia, infrastruktur, dan peningkatan investasi. “Kita sudah melihat anggaran perlu dieksekusikan secara baik, baik di tingkat kementerian lembaga maupun tingkat daerah,” kata dia, Selasa (22/10).

Kecuali mengubah pola kebijakannya dalam menghadapi perlambatan ekonomi global, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menilai kinerja Sri Mulyani sebagai Menkeu pada periode selanjutnya tak akan memberi kemajuan signifikan bagi pertumbuhan. 

Piter memandang, Sri Mulyani selama ini belum optimal mendorong pertumbuhan melalui kebijakan fiskal yang ekspansif.  “Kita membutuhkan kebijakan counter-cyclical baik di moneter, fiskal, maupun sektor riil. Kebijakan moneter yang sudah pro-growth hendaknya diimbangi Menkeu dengan kebijakan fiskal yang penuh dengan stimulus terhadap perekonomian,” tutur Piter saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (22/10). 

Baca Juga: Sofyan Djalil merapat, ini daftar calon menteri yang sudah dipanggil Jokowi

Ekspansi anggaran yang diberlakukan pemerintah selama ini, menurut Piter, masih terbilang setengah-setengah. Di satu sisi misalnya, Menkeu menerapkan kebijakan APBN ekspansif dan memberi sejumlah insentif perpajakan, tapi di sisi lain mematok target penerimaan pajak yang juga tinggi. 



Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×