kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Halau dampak corona, 193 negara kucurkan stimulus US$ 8 triliun


Sabtu, 09 Mei 2020 / 09:00 WIB
Sri Mulyani: Halau dampak corona, 193 negara kucurkan stimulus US$ 8 triliun


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara di dunia telah mengeluarkan berbagai respons extraordinary dalam mengantisipasi ancaman resesi dan stabilitas sistem keuangan yang disebabkan wabah corona (Covid-19).

Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan, sebanyak 193 negara telah menggelontorkan total stimulus senilai US$ 8 triliun atau hampir setara 10% dari produk domestik bruto (PDB) dunia untuk menghalau dampak lebih buruk dari pandemi ini terhadap perekonomian.

Sri Mulyani memberi contoh beberapa negara yang telah melakukan upaya extraordinary tersebut. Pertama, Australia yang telah mengucurkan dukungan fiskal sebanyak 10,9% dari PDB hanya dalam kurun waktu 3 bulan.

Baca Juga: Pinjaman US$ 1,5 miliar dari ADB akan cair bulan Mei atau Juni

"Bahkan Menkeu Australia telepon ke saya. Katanya, setiap dua minggu Australia transfer dana ke pekerja yang tidak bisa bekerja dan harus di rumah. Supaya mereka bisa bayar listrik, bayar sewa rumah, dan lain-lain. Memang ini sistem jaminan sosial di Australia sudah sangat tertata," kata Sri Mulyani, dalam rapat kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Kedua, ada Singapura yang juga menggelontorkan dukungan fiskal sebanyak 10,9% dari PDB nya. Menurut Menkeu, Singapura merupakan salah satu negara yang sangat terdampak perekonomiannya akibat Covid-19. Tak tanggung-tanggung, negara ini sudah melakukan tiga kali merevisi APBN hanya dalam kurun waktu 3 bulan.

"Dari Januari hingga Maret 2020 mereka sudah revisi APBN-nya tiga kali. Memang kalau kita bisa lihat Changi Airport saja sudah kaya rumah hantu, jalanan kosong. Ekonominya sangat terdampak pasti," tambah Menkeu.

Ketiga, Amerika Serikat (AS) telah menggelontorkan dukungan fiskal sebanyak 10,5% dari PDB untuk social safety net, anggaran penanganan Covid-19, insentif bagi perusahaan, penurunan suku bunga acuan, unlimited quantitative easing (QE), dan fasilitas pinjaman bagi UMKM.

Baca Juga: Kajian awal pemerintah terkait corona: Mall buka 8 Juni, sekolah dimulai 15 Juni

Keempat, Malaysia yang telah mengeluarkan dukungan fiskal sebesar 10,0% dari PDB yang digunakan antara lain untuk social safety net, penundaan pajak, bantuan pembayaran upah pekerja, subsidi tagihan listrik, penurunan suku bunga acuan, dan penangguhan pinjaman dan resktrukturisasi.

"Malaysia bahkan menambah dukungan bagi dunia usaha sebesar RM 100 miliar atau setara 6,7% dari PDB," ujarnya.

Kelima, Jerman juga telah memberikan bantuan sebesar 4,5% dari PDB untuk social safety net, anggaran penanganan Covid-19, subsidi bagi pekerja, hibah UMKM dan wiraswasta, perluasan QE oleh bank sentral, serta refinancing likuiditas jangka pendek.

Baca Juga: Soal tahapan pemulihan ekonomi imbas corona, ini kata Kemenko Perekonomian

Negara ini bahkan menambah jaminan melalui KfW untuk pinjaman perusahaan sebesar € 822 miliar atau setara 24% dari PDB.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, memang ancaman Covid-19 ini memang membutuhkan reaksi yang cepat dan tepat. Apalagi, virus ini tidak hanya merupakan ancaman bagi ekonomi, tapi yang lebih besar adalah ancaman kemanusiaan.

"Sekarang musuh kita ini tidak terlihat oleh mata tapi menyebar tanpa halangan dan efeknya nyata. Tidak peduli orang kaya, orang miskin, negara maju atau terbelakang. Suku bangsa apa, agama apa. Ini masalah keseluruhan merupakan ancaman kemanusiaan yang butuh reaksi cepat," tandasnya.

Baca Juga: Pulihkan ekonomi nasional, pemerintah segera kucurkan anggaran Rp 150 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×