Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
Keempat, Malaysia yang telah mengeluarkan dukungan fiskal sebesar 10,0% dari PDB yang digunakan antara lain untuk social safety net, penundaan pajak, bantuan pembayaran upah pekerja, subsidi tagihan listrik, penurunan suku bunga acuan, dan penangguhan pinjaman dan resktrukturisasi.
"Malaysia bahkan menambah dukungan bagi dunia usaha sebesar RM 100 miliar atau setara 6,7% dari PDB," ujarnya.
Kelima, Jerman juga telah memberikan bantuan sebesar 4,5% dari PDB untuk social safety net, anggaran penanganan Covid-19, subsidi bagi pekerja, hibah UMKM dan wiraswasta, perluasan QE oleh bank sentral, serta refinancing likuiditas jangka pendek.
Baca Juga: Soal tahapan pemulihan ekonomi imbas corona, ini kata Kemenko Perekonomian
Negara ini bahkan menambah jaminan melalui KfW untuk pinjaman perusahaan sebesar € 822 miliar atau setara 24% dari PDB.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, memang ancaman Covid-19 ini memang membutuhkan reaksi yang cepat dan tepat. Apalagi, virus ini tidak hanya merupakan ancaman bagi ekonomi, tapi yang lebih besar adalah ancaman kemanusiaan.
"Sekarang musuh kita ini tidak terlihat oleh mata tapi menyebar tanpa halangan dan efeknya nyata. Tidak peduli orang kaya, orang miskin, negara maju atau terbelakang. Suku bangsa apa, agama apa. Ini masalah keseluruhan merupakan ancaman kemanusiaan yang butuh reaksi cepat," tandasnya.
Baca Juga: Pulihkan ekonomi nasional, pemerintah segera kucurkan anggaran Rp 150 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News