Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi dengan Amerika Serikat (AS), terkait tarif resiprokal yang dikenakan Negeri Paman Sam tersebut kepada Indonesia sebesar 32%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, upaya negosiasi ini tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja, melainkan dengan beberapa negara di Asean.
“Menteri Perdagangan juga berkomunikasi selain dengan Malaysia juga dengan Wakil Perdana Menteri (DPM) Singapura, dengan Kamboja dan yang lain untuk mengkalibrasi sikap bersama Asean,” tutur Airlangga dalam konferensi pers usai mengadakan diskusi dengan lebih dari 100 pengusaha, Senin (7/4).
Rencananya, pada 10 April 2025 Menteri Perdagangan akan bertemu dengan negara-negara di Asean untuk mendiskusikan proses negosiasi. Sementara itu, pekan depan, Airlangga bersama dengan Menteri Luar Negeri direncanakan akan bertolak ke AS untuk melakukan negosiasi.
Baca Juga: Tangkis Serbuan Barang Impor, Pemerintah Diminta Segera Proteksi Industri Nasional
“Jadi Asean tidak mengambil langkah retalisasi, tetapi Indonesia dengan Malaysia akan mendorong Trade and Investment Framework Agreement (TIFA),” tambahnya.
Adapun TIFA yang ditandatangani antara Indonesia dan Amerika Serikat pada 16 Juli 1996. TIFA merupakan kesepakatan bilateral yang menjadi dasar kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.
Menurut Airlangga saat ini sudah banyak isu terkait perjanjian TIFA yang sudah tidak relevan, sehingga pemerintah akan mendorong berbagai kebijakan baru ke dalam TIFA.
Untuk diketahui, Vietnam dan Kemboja menjadi salah satu negara yang sudah merespon kebijakan tarif impor terbaru Presiden AS Donald Trump.
Vietnam pun telah meminta AS untuk menunda satu bulan hingga tiga bulan tarif timbal balik sebesar 46% untuk impor dari Vietnam guna memberikan waktu untuk negosiasi.
Vietnam juga akan mengambil langkah-langkah untuk mengimpor lebih banyak barang Amerika, termasuk pesawat terbang dan gas minyak cair, dan memfasilitasi investasi oleh perusahaan-perusahaan AS di negara tersebut, kata pemerintah Vietnam dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.
Secara terpisah, Kamboja juga meminta pemerintah AS pada hari Jumat untuk menunda tarif 49% pada produk-produknya.
Tarif timbal balik AS untuk Kamboja dan Vietnam termasuk yang tertinggi.
Baca Juga: Investor dan Ekonom Sama-Sama Cemas Tarif Trump, Ini Nasihat Jitu Warren Buffett
Selanjutnya: Bapanas Klaim Harga Pangan Pokok Mulai Turun Usai Lebaran
Menarik Dibaca: Resep Nasi Gulung Telur Simpel dan Bergizi, Bekal Anak Sekolah Bikin Lahap Makan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News