Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah melakukan investigasi terkait pemagaran laut yang membentang sepanjang 30,16 kilometer (km) di Kabupaten Tangerang.
Staf Ahli Menteri KKP, Doni Ismanto mengatakan, pihaknya masih dalam tahap investigasi meski sebelumnya telah melakukan penghentian kegiatan pemagaran di laut beberapa waktu lalu.
Untuk itu, KKP meminta waktu untuk melakukan investigasi dan menyampaikan hasil investigasi tersebut kepada publik.
"Kami sedang dalam tahap investigasi, mengumpulkan berbagai informasi termasuk temuan-temuan di lapangan. Sebab itu, mohon bersabar sampai kami selesai melakukan investigasi secara menyeluruh, agar tidak simpang siur," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/1).
Baca Juga: Jika 10-20 Hari Tak Dibongkar, KKP Akan Bongkar Pagar Laut Misterius di Tangerang
Sebelumnya, KKP telah menghentikan kegiatan pemagaran laut tanpa izin. Sebab, pemagaran laut itu tak memiliki izin dasar Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) serta berada di dalam zona perikanan tangkap dan zona pengelolaan energi yang menimbulkan kerugian bagi nelayan dan berpotensi merusak ekosistem pesisir.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saksono (Ipunk) menyatakan bahwa langkah ini merupakan sikap tegas KKP dalam merespons aduan nelayan setempat serta menegakkan aturan yang berlaku terkait tata ruang laut.
“Saat ini kita hentikan kegiatan pemagaran sambil terus dalami siapa pelaku yang bertanggung jawab atas kegiatan ini,” ujarnya pekan lalu.
Baca Juga: Siapa Pemasang Pagar Laut di Tangerang? Pemerintah Masih Cari Dalangnya
Ipunk menjelaskan, sebelumnya tim gabungan Polisi Khusus (Polsus) Kelautan Ditjen PSDKP serta Dinas Kelautan dan Perikanan Banten telah melakukan investigasi di desa dan kecamatan sekitar lokasi pemagaran laut pada September 2024.
Dari hasil investigasi dan Pengambilan foto udara/drone, pemagaran laut di mulai dari Desa Margamulya sampai dengan Desa Ketapang. Kemudian Desa Patra Manggala sampai dengan Desa Ketapang. Diketahui konstruksi bahan dasar pemagaran merupakan cerucuk bambu.
Selanjutnya: Usai Gabung BRICS, Bagaimana Nasib Kilang Tuban?
Menarik Dibaca: 4 Penyebab Berat Badan Susah Turun Saat Diet, Sering Dilakukan Banyak Orang!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News