kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal Impor KRL, Menperin: Kami Prioritas KRL Retrofit


Kamis, 09 Maret 2023 / 20:05 WIB
Soal Impor KRL, Menperin: Kami Prioritas KRL Retrofit
ILUSTRASI. KRL


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian memastikan opsi retrofit menjadi prioritas utama dalam kebijakan impor Kereta Rel Listrik (KRL) dari Jepang.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bilang saat ini seluruh proses masih menanti audit yang tengah dilakukan.

Meski demikian, pemerintah bakal memprioritaskan skema retrofit atau penambahan teknologi pada unit lama ketimbang mengimpor armada KRL.

"Pemerintah memprioritaskan retrofit. Nanti kita liat dari hasil audit berapa banyak yang kita bisa retrofit, sebanyak-banyaknya kita akan retrofit," kata Agus ditemui selepas Acara Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023, Kamis (9/3).

Agus menambahkan, audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) diharapkan rampung dalam 10 hari mendatang. Proses audit ini dilakukan untuk melihat kemampuan PT INKA baik dari aspek keuangan maupun teknologi.

Baca Juga: INKA dan KCI Teken Kontrak Pengadaan 16 Rangkaian KRL Senilai Rp 3,8 Triliun

Nantinya, jika kemampuan untuk melakukan retrofit terbatas barulah pemerintah akan mengambil opsi impor KRL.

"Kenapa dukung retrofit? supaya tenaga kerja ada di Indonesia," jelas Agus.

Kontan mencatat, Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo menyampaikan, pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kemenko Marves telah sepakat untuk mengizinkan impor KRL bekas dari Jepang.

Impor tersebut untuk mengisi masa transisi sebelum KRL buatan PT INKA (Persero) selesai pada awal 2025 mendatang. PT KAI Commuter (KCI) sendiri menyebut bahwa terdapat 29 rangkaian KRL Jabodetabek yang harus dipensiunkan pada 2023-2024.

Kartiko pun menyadari bahwa kebutuhan terhadap KRL sangat tinggi, sebab banyak masyarakat yang bergantung pada transportasi berbasis rel tersebut.

Jumlah penumpang KRL di Jabodetabek mencapai 1 juta orang sebelum pandemi Covid-19 dan sempat turun menjadi kisaran 800.000 orang saat pandemi melanda Indonesia. Namun, jumlah penumpang KRL dipastikan bakal kembali melonjak seiring berakhirnya PPKM.

“Diharapkan pada 2025 nanti Indonesia tidak lagi bergantung pada kereta impor,” kata dia dalam konferensi pers, Kamis (9/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×