Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Handoyo .
Kepada Kontan.co.id, ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Ismanu Soemiran mengatakan bahwa pelaku industri kaget dengan adanya PMK 146 yang menjadi road map cukai rokok di Indonesi. Sebab, tidak pernah ada diskusi yang intens dengan pemerintah terkait ini.
“Kami terkejut ketika road map dikaitkan dengan PMK, masak road map bisa dimasukkan PMK yang notabene setiap tahun berubah?” ucapnya.
Dia mengatakan, dengan PMK tersebut, bagi industri nantinya akan ada bagian yang dikumulasi di mana golongan SPM dan SKM akan menyatu. Nah, apabila ini disatukan, kata Ismanu, maka akan mamberatkan.
“SPM dan SKM kan disatukan. Ibaratnya kami Toyota, maka kami akan kena pajak yang dobel karena punya Lexus dan Avanza. Sungguh pun perusahaannya beda. Kalau di rokok, sungguh pun NPPBKC-nya beda, tapi dikumulatif, padahal jenisnya beda,” jelas dia.
“Masa pajaknya Lexus dikumulasi dengan Avanza? Kan barangnya beda. Ini beban bagi kami karena kuotanya naik, saya petinju kelas B disuruh tanding dengan kelas A. Ini kelas berbeda jangan dibikin satu ring pada kemampuan yang beda,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News