kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Setahun Jokowi-Ma'ruf Amin, ini menteri-menteri paling mencolok pilihan pengusaha


Senin, 19 Oktober 2020 / 20:41 WIB
Setahun Jokowi-Ma'ruf Amin, ini menteri-menteri paling mencolok pilihan pengusaha
ILUSTRASI. Setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak terasa hampir setahun Kabinet Indonesia Maju di bawah nahkoda Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin berjalan. Kinerja para jajaran menteri tentu tak lepas dari penilaian masyarakat khususnya para pengusaha.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar menyebut, menteri yang mencolok kinerjanya selama setahun terakhir jatuh ke Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. 

Menurut dia, sejak pandemi virus corona (Covid-19) bergulir, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selalu mengeluarkan kebijakan yang positif, seperti izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI).

Baca Juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf Amin, Ekonom Indef: Semua menteri bidang ekonomi layak diganti

"Pas pandemi ini disadari atau tidak diakui atau tidak memang masuki era pandemi ini Kemenperin itu mengeluarkan izin operasi dan mobilitas daripada kegiatan industri ini antisipasi dari awal," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (19/10).

Diketahui bahwa dengan adanya pandemi terjadi penurunan permintaan akan barang dan jasa. Namun dengan adanya IOMKI, paling tidak produksi dari beberapa industri tetap berjalan dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan yang utama.

"Menteri Perindustrian ini memang punya intuisi, Dia melihat bahwa kalau cuman tetap menjalankan PSBB istilahnya nggak diimbangi dengan kegiatan ekonomi atau industrinya tidak paralel dengan melakukan protokol kesehatan, wah ini tidak bisa terbayang drop banget yang ujungnya akan berdampak pada penerimaan negara. Kalau penerimaan negara terbatas, maka kesejahteraan masyarakat menurun, karyawan dirumahkan banyak, gitu gambarannya," ungkap Sanny.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×