Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Anna Suci Perwitasari
Tri menerangkan, dari 2,14 juta pekerja terdampak Covid-19 tersebut sebagian besarnya berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 1,53 juta atau sekitar 72%, sementara perempuan ada sebanyak 608.228 orang atau sekitar 28%.
"Ini bisa menjadi potensi masalah serius, karena pada umumnya laki-laki adalah tulang punggung di keluarga. Ini sangat serius juga karena laki-laki biasanya dibebani paling tidak 3 atau 2 tanggungan. Ini yang sangat memprihatinkan," kata Tri.
Sementara bisa melihat sebaran pekerja terdampak menurut provinsi, provinsi yang tenaga kerjanya paling banyak terdampak Covid-19 adalah Jawa Barat dengan jumlah 342.772 orang atau 15,9%, lalu DKI Jakarta sebanyak 320.114 orang atau 14,91%, Jawa Tengah sebanyak 263.980 orang atau 12,30%, Jawa Timur sebanyak 161.217 orang atau 7,51%, Riau sebanyak 156.146 orang atau 7,27% dan provinsi lain sebanyak 902.438 orang.
Baca Juga: Menaker: Aturan relaksasi pembayaran iuran Jamsostek menunggu teken Jokowi
Tri mengatakan, Dari sebaran pekerja terdampak menurut provinsi ini bisa dijadikan acuan untuk menentukan wilayah prioritas distribusi jaring pengaman sosial.
Meski sudah ada data pekerja terdampak Covid-19 yang valid, Kemnaker juga mencatat masih ada 1,41 juta pekerja terdampak Covid-19 yang belum clean.
Sementara, ada juga 34.179 calon pekerja migran Indonesia yang gagal berangkat ke negara tujuan dan ada 465 peserta pemagangan yang dipulangkan.
Lebih lanjut, Tri mengatakan pihaknya masih perlu mendata dan memperbaharui data ini untuk mengetahui apakah dari 2,14 juta pekerja terdampak Covid-19 ini sudah ada yang kembali bekerja atau tidak. Dia juga berharap Kementerian/Lembaga untuk segera melaporkan jumlah tenaga kerja yang sudah teridentifikasi kepada Kemenaker.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News