Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suasana riuh rendah nampak di salah satu pusat pelayanan pengurusan visa Arab Saudi di Jakarta. Ada yang tak biasa di sini, beberapa orang mengantre untuk bertanya ke petugas mengenai cara mengurus biometrik atau rekam sidik jari dan wajah.
Sejak Kerajaan Arab Saudi (KAS) memberlakukan biometrik untuk visa umrah dan haji, masyarakat langsung menyerbu VFS Tasheel, pusat pelayanan biometrik dan visa untuk Arab Saudi.
Salah satunya adalah Meidina (32) pemilik agen travel Bayu Buana. Perempuan berusia 32 tahun ini, datang ke VFS Tasheel mengurus biometrik untuk para kliennya. “Ini hari pertama saya mencoba mengurus biometrik, saya coba sendiri ternyata mudah,” katanya melalui keterangan, Senin (29/10).
Sebelum KAS memberlakukan biometrik prapengurusan visa, biasanya Meidina akan mengirimkan dokumen di dekat kantor kedutaan besar Arab Saudi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
Dokumen tersebut, katanya, harus pula dilegalisir. “Prosesnya bisa 3-5 hari kerja,” tuturnya lagi.
Mediana sangat setuju dengan pemberlakuan biometrik ini. Menurutnya, dengan diurusnya biometrik sebelum keberangkatan, paling tidak orang yang akan umrah atau haji tidak akan mengantre panjang di bandara.
Namun, ia meminta sosialisasi terkait biometrik ini harus lebih masif lagi. Pasalnya, banyak yang tidak tahu perihal ini. Apalagi, orang yang bersangkutan harus datang langsung untuk mengurus biometrik. “Kalau mereka tidak tahu, kan, kasihan,” katanya.
Setali tiga uang dengan Meidina, Trimurti (64) pun mengaku proses mengurus biometrik cukup cepat. “Saya tahu dari rombongan umrah ibu-ibu tentang biometrik ini, akhirnya saya coba dan ternyata mengurusnya mudah,” kata perempuan yang tinggal di Kompleks Angkatan Laut, Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.
Hanya saja, saat petugas memindai jarinya, sebagai prasyarat biometrik, jari kelingking miliknya tidak terbaca. “Akhirnya saya coba berulangkali sampai bisa. Di sinilah sempat memakan waktu,” katanya.
Namun begitu, secara keseluruhan proses biometrik menurut Trimurti cukup cepat. “Apalagi biometrik ini sangat berguna untuk ke Arab Saudi, jadi menurut saya ini sangat berguna,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia, melalui akun resmi Twitter mereka, mengumumkan terhitung sejak 24 Oktober 2018, semua pengajuan visa ke negara itu harus menyertakan rekam biometric.
“Kedutaan Arab Saudi di Jakarta memberitahukan kepada Anda bahwa mulai tanggal 14/1/1440 H bertepatan dengan 24/09/2018 M akan memberlakukan registrasi biometrik (sidik jari dan gambar wajah) untuk keperluan semua jenis layanan visa masuk ke Kerajaan Arab Saudi,” berdasarkan akun Twitter https://twitter.com/KSAembassyID/status/1042675606704418817
إعلان
تود السفارة في جاكرتا إبلاغكم بأنه ابتداءً من تاريخ 14/1/1440هـ الموافق .24/9/2018م سيتم تسجيل الخصائص الحيوية(بصمة الأصابع وصورة الوجه)كمتطلب أساسي لجميع أنواع التأشيرات وذلك للدخول إلى المملكة وذلك عن طريق مراكز خدمات التأشيرات والخصائص الحيويةالتابعة لشركة"VFS تسهيل" pic.twitter.com/memx8EwSAZ— السفارة في إندونيسيا (@KSAembassyID) 20 September 2018
Dalam unggahan itu juga disebutkan layanan tersebut dapat dilakukan melalui kantor layanan visa dan bio fitur “VFS/TasHeel” yang memiliki 34 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia.
VFS dianggap mampu karena telah memiliki pengalaman dalam perekaman sidik jari lebih dari 6 tahun dan lebih dari 80 tahun dalam pengembangan paspor diplomasi dan khususnya dalam perekaman sidik jari yang berkaitan dengan paspor.
“Dengan demikian, mampu memberikan layanan bagi yang berkeinginan untuk memperoleh visa karena masih memiliki waktu yang cukup untuk melakukan registrasi sidik jari,” lanjut unggahan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News