kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Selama pandemi, pengeluaran untuk bahan makanan melonjak 51%


Minggu, 21 Juni 2020 / 14:38 WIB
Selama pandemi, pengeluaran untuk bahan makanan melonjak 51%
ILUSTRASI. Survei BPS menunjukkan pembelian untuk bahan makanan meningkat tajam sampai dengan 51%.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Selanjutnya, dari 44% responden yang mengalami peningkatan pengeluaran, besaran pengeluaran meningkat antara 25% hingga 50% dibandingkan sebelum adanya pandemi. Lalu, 27% dari responden yang pengeluarannya turun, jumlah penurunannya mencapai lebih dari 50% apabila dibandingkan dengan sebelum pandemi meluas.

"Ini semuanya tentu memberikan dampak kepada kami di dalam memberikan bantuan sosial (bansos) dan untuk membantu masyarakat maupun dunia usaha. Jadi kami akan terus melakukan monitoring dari berbagai kebijakan yang diluncurkan agar bisa memberikan bantuan kepada masyarakat, daerah, dan dunia usaha di dalam menghadapi Covid-19," kata Sri Mulyani.

Realisasi penyaluran bansos saat ini telah mencapai 28,63% dari total alokasi belanja di bidang bansos sebesar Rp 203,9 triliun. Menurut Menkeu, belanja bansos meningkat luar biasa tinggi karena memang tujuannya adalah memberikan bantalan sosial bagi masyarakat yang mengalami dampak besar akibat Covid-19. Ini juga menggambarkan upaya pemerintah dalam memberikan bantalan sosial akibat berbagai kontraksi ekonomi.

Baca Juga: Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi, BI Buka Peluang Memangkas Suku Bunga Acuan Lagi

Berdasarkan realisasi tersebut, perinciannya adalah bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 19,1 triliun, kartu sembako sebesar Rp 17,2 triliun, kartu prakerja sebesar Rp 2,4 triliun, bansos sembako sebesar Rp 1,4 triliun, dan bansos tunai sebesar Rp 11,5 triliun.

Sri mengakui, untuk bansos kartu sembako, program PKH, serta bansos tunai memang masih ada kekurangan dari segi target. Masih terjadi inclusion dan exclusion error, sehingga masih perlu diperbaiki terus.

Namun dari sisi angka, untuk jumlah penerima diskon tarif listrik, kartu prakerja, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana desa sudah menunjukkan perbaikan walaupun penyerapannya masih rendah. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan bahwa penyaluran bansos ini juga masih perlu dilakukan akselerasi.

Baca Juga: Tertekan Covid-19, BI perkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 0,9% - 1,9% di 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×