Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami deflasi sebesar 0,10% mom pada Juli 2020, para ekonom memperkirakan kalau pada bulan Agustus 2020, Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mengalami inflasi.
Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan, inflasi pada bulan Agustus 2020 akan sebesar 0,02% mom. Sehingga inflasi tahunan akan bergerak di level 1,49% yoy.
"Pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan realisasi bantuan dari pemerintah mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga, dengan kata lain meningkatkan permintaan," ujar Kepala Ekonom DRI Moeti P. Soejachmoen dalam asesmen yang diterima Kontan.co.id.
Baca Juga: Direktur Riset CORE memprediksi akan terjadi inflasi 0,01% di bulan Agustus 2020
Berdasarkan survei yang dihelat oleh DRI rumah tangga dengan pengeluaran lebih dari Rp 1 juta per bulan mulai meningkat menjadi 86,19%. Sementara pada bulan sebelumnya hanya sebanyak 78,57%.
Pengeluaran kelas menengah atas juga nampak mengalami peningkatan kecil. Terlebih pengeluaran dengan cara pembayaran menggunakan uang elektronik dan kartu debit maupun kartu kredit.
"Namun, kami tetap menemukan kalau peningkatan pengeluaran rumah tangga masih belum terlalu signifikan," tambah Moekti.
Moekti pun juga menjabarkan beberapa komoditas yang menopang lemahnya inflasi pada bulan Agustus 2020. Menurutnya, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga (deflasi) sehingga ini menghambat laju inflasi.
Seperti contohnya bawang merah yang turun hingga 18,25% mom, kemudian diikuti dengan penurunan daging ayam sebesar 10,99% mom, gula yang turun 2,52% mom, dan beras yang turun harganya sebesar 0,20% mom.
Baca Juga: BI ramal akan terjadi deflasi 0,04% pada bulan Agustus 2020
Senada dengan Moekti, ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan kalau IHK pada bulan ini akan mengalami inflasi sebesar 0,02% mom atau secara tahunan akan sebesar 1,4% yoy.
Perkembangan inflasi yang rendah tersebut disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang masih belum menunjukkan performa meningkat, sehingga inflasi inti pun masih lemah.
"Konsumsi rumah tangga masih stagnan. Inflasi inti masih lemah. Harga makanan juga stabil," ujar David kepada Kontan.co.id.
Sementara itu, biasanya puncak inflasi Indonesia terjadi pada bulan di mana ada perayaan Idul Fitri. Namun, karena Covid-19 ini, inflasi pada bulan Ramadan malah rendah.
Baca Juga: Ekonom IKS memprediksi akan terjadi deflasi 0,01% mom pada Agustus 2020
Untuk itu, di tahun 2020 ini David memprediksi kalau puncak inflasi akan terjadi pada Desember didorong oleh momen Natal dan Tahun Baru.
Dan di sepanjang tahun ini, David masih memperkirakan kalau inflasi tahunan masih akan bergerak di dalam target kisaran sasaran Bank Indonesia yang sebesar 2% - 4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News