kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

Sejumlah BUMN Masih Rugi, Harus Dievaluasi Sebelum Masuk Danantara


Kamis, 08 Mei 2025 / 15:48 WIB
Sejumlah BUMN Masih Rugi, Harus Dievaluasi Sebelum Masuk Danantara
ILUSTRASI. Gedung kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Jakarta (24/2/2025). Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya yang bergerak di sektor konstruksi, masih membukukan kerugian hingga kuartal I-2025.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya yang bergerak di sektor konstruksi, masih membukukan kerugian hingga kuartal I-2025.

Kondisi ini turut menyoroti kesiapan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam mengelola entitas-entitas tersebut.

Danantara yang dibentuk atas inisiatif Presiden Prabowo Subianto, diketahui telah merangkul sebanyak 844 BUMN, termasuk anak, cucu, dan cicit perusahaan.

Berdasarkan data yang dihimpun KONTAN, beberapa BUMN Karya yang masih mencatatkan kerugian antara lain PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) dengan rugi sebesar Rp 1,24 triliun dan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) yang merugi Rp 780,17 miliar pada kuartal I-2025.

Baca Juga: Rosan Ungkap Prabowo Minta Evaluasi Total Direksi BUMN yang Masuk Danantara

Selain itu, BUMN di sektor transportasi udara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), juga mencatatkan kerugian sebesar US$ 75,93 juta pada periode yang sama.

Pengamat BUMN sekaligus Direktur NEXT Indonesia, Herry Gunawan, menilai bahwa BUMN Karya yang masih menunjukkan kinerja buruk sebaiknya menjalani proses pemulihan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam struktur Danantara.

“Untuk kasus BUMN karya yang banyak merugi seperti Waskita dan Wijaya Karya, begitu pun dengan Garuda, sebaiknya semuanya masuk ‘klinik’ dulu, seperti yang sekarang ditangani PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA),” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (8/5).

Baca Juga: Menilik Nasib Pembagian Dividen BUMN Usai Tergabung ke Danantara, Ini Rekomendasinya

Herry menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap akar permasalahan yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut. Ia juga menyarankan restrukturisasi total serta konsolidasi antar BUMN agar tidak terjadi tumpang tindih, khususnya di sektor konstruksi yang memiliki ceruk pasar serupa.

“Untuk kebutuhan segera, Danantara harus buat tim khusus yang bersifat adhoc dalam proses restrukturisasi itu. Jangan sampai BUMN yang sedang bermasalah itu malah jadi virus yang menular ke BUMN lain dalam Danantara,” pungkasnya.

Selanjutnya: Kemendag Sudah Kirim Usulan Bea Keluar Ekspor Kelapa Ke Kemenkeu, Ini Kata Wamenkeu

Menarik Dibaca: Huawei Resmikan Experience Store di Palembang Icon Mall

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×