Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Saat kekhawatiran virus corona baru tumbuh di Indonesia, banyak rumahsakit tidak memiliki peralatan medis yang memadai untuk menghadapi situasi tersebut jika wabah terjadi.
Dr Edi Gunawan, Direktur Rumahsakit Umum Daerah (RSUD) Dr Zubir Mahmud, Kabupaten Aceh Timur, mengatakan kepada Channel News Asia, stok masker bedah semakin menipis.
"Kami telah meminta masker kepada pemasok kami, tetapi mereka meminta maaf dan mengatakan, mereka juga tidak memiliki stok," katanya.
Selain masker bedah, stok masker N95 di RSUD Dr Zubir Mahmud juga menipis. Bahkan, Dr Edi mengungkapkan, rumahsakit juga tidak memiliki pakaian dan kacamata pelindung serta pemindai termal.
Baca Juga: Periksa ke mana kalau alami gejala virus corona? Ini protokolnya
Pada Senin (9/3), jumlah kasus virus corona terkonfirmasi di Indonesia bertambah 13, sehingga total menjadi 19 kasus. Pemerintah telah menunjuk lebih dari 130 rumahsakit rujukan untuk menangani Covid-19.
Di Aceh, provinsi dengan sekitar 5,2 juta penduduk, hanya ada rumahsakit rujukan untuk virus corona. RSUD Dr Zubir Mahmud tidak ada dalam daftar, tetapi Dr Edi menyatakan, pemerintah tidak boleh mengabaikannya.
“Pemerintah seharusnya tidak hanya memberikan bantuan dan peralatan ke rumah sakit rujukan," ujarnya.
“Rumahsakit bukan rujakan tidak boleh menolak pasien. Jika staf kami tidak memiliki peralatan pelindung yang memadai untuk menangani pasien yang dicurigai (Covid-19), mereka akan takut dan panik juga,” ungkap Dr Edi.
Baca Juga: Setelah diperiksa lebih dari 7 hari, pasien 01 tetap positif terinfeksi corona
Untuk itu, Dr Edi menambahkan, dia sudah menulis surat ke Dinas Kesehatan kabupaten dan provinsi untuk meminta pakaian pelindung.
Rumahsakit rujukan juga punya masalah yang sama. Ketika harus bersiap untuk menghadapi potensi wabah virus corona, mereka juga membutuhkan lebih banyak peralatan, mulai masker hingga kaca mata.
RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang memiliki pengalaman menangani penyakit menular, terpilih jadi rumahsakit rujukan untuk flu burung, Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) sejak 2007.
Direktur RSUD Gunung Jati Dr Ismail Jamalludin bilang, rumahsakit kehabisan kacamata dan hanya memiliki enam tempat tidur di ruang isolasi.
Baca Juga: Jadi episentrum baru penyebaran corona, Indonesia tutup penerbangan dari Italia
Segendang sepenarian, Dr Didi Candradikusuma, Kepala Penyakit Tropis dan Infeksi di RSUD Dr Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, mengatakan, mereka memiliki pakaian pelindung terbatas.
"Untuk peralatan umum, seperti sarung tangan dan masker, yang kami gunakan secara rutin, persediaan kami harus mencukupi untuk empat bulan ke depan," kata Dr Didi kepada Channel News Asia.
Baik Dr Ismail maupun Dr Didi menyebutkan, kekurangan peralatan sedang Kementerian Kesehatan tangani, yang akan mengirimkan barang-barang yang rumahsakit rujukan perlukan.
Sementara beberapa rumahsakit yang terletak di daerah yang lebih berkembang berada dalam kondisi yang lebih baik. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Kota Denpasar, Bali, misalnya.
Baca Juga: Pakar Singapura: Covid-19 bakal menyerang hingga akhir 2020
"Kami memiliki stok masker, jas pelindung, kacamata, dan sarung tangan yang cukup," kata juru bicara RSUP Sanglah Dewa Ketut Kresna kepada Channel News Asia..
Dr Lia Partakusuma, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumahsakit Indonesia (Persi), mengungkapkan, dengan 2.800 rumahsakit di seluruh Indonesia, tidak setiap rumahsakit memiliki peralatan lengkap untuk menangani Covid-19.
Untuk saat ini, prioritas pemerintah adalah 132 rumahsakit rujukan. “Rumahsakit non-rujukan diminta untuk mempersiapkan diri dan tidak menunggu bantuan dari Kementerian Kesehatan," sebutnya kepada Channel News Asia..
“Memang benar, tidak setiap rumahsakit memiliki cukup alat pelindung. Kami mencoba memberi tahu mereka di mana harus membeli peralatan, sementara Kementerian Kesehatan memasok stok ke rumahsakit rujukan,” kata Dr Lia.
Baca Juga: Beda batuk, pilek, alergi, dan gejala virus corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News