Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat 2011 mencapai 6,5%. Angka ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi itu didukung oleh kinerja ekspor yang baik. Tahun 2011, SBY mengatakan, kinerja ekspor Indonesia terus membaik dan mencapai target psikologis meski ditengah lesunya pasar Eropa dan Amerika. Menurutnya, angka ekspor mampu tembus US$ 200 miliar.
Tak hanya sisi makro ekonomi yang menggembirakan, sisi fiskal pun demikian. SBY menyebutkan pendapatan nasional mencapai 102,5% dari apa yang ditetapkan dalam APBN-P 2011 jumlahnya Rp 1.199,5triliun. Belanja negara mencapai 97,6% atau sama dengan Rp 1.289,6 triliun.
Sehingga defisit yang ditetapkan sebesar 2.09% atau setara Rp 150,8 triliun yang terealisasi yang terjadi adalah 1,27% dengan besaran Rp 90,1 triliun. "Saya dengan rasa syukur dan gembira menyampaikan kepada saudara bahwa realisasi APBN 2011 lebih baik dari realisasi yang dilakukan bulan November dan lebih baik dari koreksi saya pada saat penyerahan DIPA diakhir Desember tahun lalu," katanya dalam sidang kabinet paripurna, Selasa (3/1).
Disamping angka pertumbuhan yang menggembirakan, SBY mencatat beberapa torehan khususnya angka makro ekonomi di tahun 2011. Sebut saja soal angka inflasi yang tercatat rendah sebesar 3,79%. Meskipun angka inflasi itu lebih tinggi dibandingkan 2009, SBY menilai pencapai itu cukup baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News