Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seharusnya dijadwalkan melakukan perjalanan ke Davos, Swiss mulai Rabu (22/1) besok sampai Sabtu (25/1) untuk menghadiri World Economic Forum (WEF). Namun SBY membatalkan kunjungan tersebut lantaran bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia saat ini.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, SBY sebenarnya diharapkan hadir pada pertemuan WEF Davos 2014 ini. Pasalnya Professor Klaus Schwab, Pendiri dan Executive Chairman akan memberikan penghargaan kepada SBY yakni A Global Statesman Award, atas berbagai prestasi dan capaian selama 10 tahun memimpin Indonesia di kancah internasional khususnya dalam capaian ekonomi, kemanusiaan dan demokrasi.
Julian menjelaskan bahwa sebelum SBY, pada 2010, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva dari Brazil dan sedikit pemimpin dunia yg pernah mendapatkan penghargaan yang sama. "Untuk menghadiri pertemuan WEF di Davos ini, Presiden telah menunjuk Menteri Keuangan Chatib Basri untuk mewakilinya hadir di Davos," ujar Julian, Selasa (21/1).
Sementara dalam rapat terbatas pembahasan penanganan bencana hari ini, Presiden mendengarkan laporan terkini tentang penanganan bencana di beberapa daerah dan Gunung Sinabung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra).
Julian bilang, sebelumnya SBY juga sempat menelepon langsung Gubernur Sulawesi Selatan, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Jambi, Pelaksana tugas (Pelt). Gubernur Maluku dan Gubernur Bengkulu untuk menanyakan bagaimana kondisi wilayah masing-masing dan upaya penanganannya.
Selain itu, Presiden juga menerima laporan dari para gubernur bahwa sejauh ini Pemerintah Provinsi dapat menangani bencana dengan baik dan belum memerlukan bantuan dari pemerintah Pusat sebagaimana ditawarkan Presiden. Sebelumnya, Presiden juga telah menelepon Gubernur DKI, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News