kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.874   77,00   0,48%
  • IDX 7.155   -6,65   -0,09%
  • KOMPAS100 1.094   -0,34   -0,03%
  • LQ45 869   -2,96   -0,34%
  • ISSI 217   0,62   0,29%
  • IDX30 444   -2,44   -0,55%
  • IDXHIDIV20 536   -3,97   -0,73%
  • IDX80 126   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 135   -1,06   -0,78%
  • IDXQ30 148   -1,10   -0,74%

Rupiah Melemah di Tengah Naiknya Harga Minyak dan Pangan Membayangi Ekonomi Indonesia


Minggu, 01 Oktober 2023 / 14:12 WIB
Rupiah Melemah di Tengah Naiknya Harga Minyak dan Pangan Membayangi Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Pemerintah terus menyiapkan antisipasi atas tiga ancaman yang menghantui perekonomian saat ini./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/03/2020.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menyiapkan antisipasi atas tiga ancaman yang menghantui perekonomian saat ini. Tantangan tersebut di antaranya, melemahnya nilai tukar rupiah, meningkatnya harga minyak global dan juga harga pangan.

Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Wahyu Utomo menyampaikan, pemerintah terus mencermati dinamika perekonomian yang saat ini bergerak sangat dinamis.

Wahyu mengungkapkan, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk merespon tantangan perekonomian di antaranya, memonitor perkembangan terkini harga pangan, harga minyak, tekanan terhadap nilai tukar dan suku bunga, serta aspek lainnya yang bisa berpengaruh ke perekonomian dalam negeri.

Baca Juga: Upaya Mengatur Cara Belanja yang Baru

Pemerintah juga mengantisipasi dengan tetap mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber untuk melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan, menjaga stabilitas harga, serta mengendalikan inflasi (stabilitas ekonomi) dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal.

“Dinamika harga minyak dan tekanan terhadap nilai tukar tetap di cermati dan diantisipasi,” tutur Wahyu kepada Kontan.co.id, Minggu (1/10).

Dia mengungkapkan, dinamika harga minyak dan tekanan terhadap nilai tukar memang berdampak terhadap fiskal APBN, namun sejauh ini tetap terkendali dalam batas yang terkelola dengan baik.

Selain itu, menurutnya dampak tiga ancaman tersebut terhadap perekonomian juga masih dalam batas aman. Hal ini terlihat dari kinerja ekonomi dan fiskal sampai dengan Agustus 2023 lalu yang menunjukan APBN masih positif, belanja negara juga masih mampu menopang momentum pertumbuhan ekonomi.

“Selain itu APBN juga masih surplus Rp 147 triliun, hal ini menjadi fondasi yang kuat untuk mengantisipasi eskalasi ketidakpastian,” jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini harga minyak jenis brent untuk kontrak pengiriman November 2023 turun 7 sen menjadi US$ 95,31 per barel, naik sekitar 2,2% dalam minggu ini dan 27% pada kuartal ketiga.

Sementara itu, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2023 turun 92 sen ke US$ 90,97 per barel, naik 1% dalam seminggu dan 29% di kuartal tersebut.

Baca Juga: LPS: Kinerja Perbankan Stabil, Intermediasi Makin Tumbuh

Kemudian, terkait harga pangan, harga beras, berdasarkan data panel harga pangan di Badan Pangan Nasional per 24 September 2024, rata-rata nasional harga beras premium di tingkat konsumen ada di harga Rp 14.732/kg.  Selain itu, dan harga telur hingga daging juga merangkak naik.

Terakhir, berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah pada sampai dengan 20 September 2023 secara point-to-point melemah sebesar 0,98% dibandingkan dengan level akhir Agustus 2023.

Secara year-to-date, nilai tukar rupiah menguat 1,22% dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara berkembang lainnya seperti Rupee India, Peso Filipina, dan Baht Thailand yang masing-masing mengalami depresiasi sebesar 0,42%, 1,92%, dan 4,03%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×