Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih berpotensi melanjutkan penguatan dalam jangka menengah. Ekonom memprediksi hal tersebut dapat terwujud sepanjang mendapat sokongan dari disiplin fiskal dan kebijakan stimulus ekonomi.
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, menilai langkah fiskal yang ditempuh pemerintah mampu menjaga kepercayaan pasar, menopang pertumbuhan ekonomi, serta menjaga stabilitas inflasi.
"Stimulus dan disiplin fiskal diperkirakan menopang fundamental ekonomi melalui pertumbuhan yang terjaga, inflasi stabil, serta dukungan sektor riil dari sisi produksi dan konsumsi. Hal ini berpotensi memperkuat persepsi investor sekaligus meredam tekanan terhadap rupiah," ujar Banjaran kepada Kontan, Jumat (3/10/2025).
Baca Juga: Rupiah Menguat di Bawah Rp 16.600, Simak Sentimen yang Menopangnya
Sebelumnya, pemerintah pada 1 Oktober baru saja mengumumkan delapan paket stimulus untuk akselerasi ekonomi yang digelar hingga akhir 2025. Dengan dukungan bauran kebijakan moneter dan fiskal, Banjaran memperkirakan rupiah akan bergerak stabil di kisaran Rp 16.450 – Rp 16.650 hingga akhir 2025.
Sementara dalam jangka pendek, penguatan rupiah lebih banyak dipengaruhi intervensi Bank Indonesia (BI), khususnya melalui instrumen Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Kurs DNDF hasil lelang sempat berada di Rp 16.782 pada 26 September dan menguat ke Rp 16.710 di akhir bulan, mencerminkan upaya BI menjaga stabilitas nilai tukar di tengah tekanan arus keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai US$ 2,25 miliar dalam sebulan terakhir.
Dari faktor eksternal, pelemahan Dolar AS akibat isu government shutdown serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve turut memberikan sentimen positif bagi mata uang regional, termasuk rupiah.
Baca Juga: Ekonom Sebut Rupiah Menguat Didorong oleh Faktor Eksternal daripada Stimulus Fiskal
Dalam catatan Kontan, nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan di perdagangan hari keenam berturut-turut. Jumat (3/10/2025), kurs rupiah di pasar spot menguat Rp 35 atau 0,21% menjadi Rp 16.563 per dolar Amerika Serikat (AS).Sementara sepekan terakhir, kurs rupiah mengakumulasikan penguatan 1,04% dari Rp 16.738 per dolar AS pada Jumat (26/9/2025) lalu.
Pergerakan kurs rupiah Jisdor pekan ini tak semulus pasar spot. Mata uang Garuda sempat melemah pada Selasa (30/9/2025) dan menguat dalam empat hari perdagangan. Terakhir, pada Jumat (3/10/2025), kurs rupiah Jisdor menguat tipis Rp 1 atau 0,01% menjadi Rp 16.611 per dolar AS. Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor menguat 0,98% dari posisi Rp Rp 16.775 per dolar AS.
Selanjutnya: Jaring 1.000 Pemesanan Mobil Listrik Xpeng, Simak Prospek Saham ERAL
Menarik Dibaca: Berapa Modal Buka Salon Kecantikan? Estimasi Rp 67,6 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News