Reporter: Asnil Bambani Amri, Washington Post | Editor: Asnil Amri
CANBERRA. Pemerintah Indonesia tertarik bergabung dalam latihan militer yang akan digelar Amerika Serikat (AS) dan Australia di Utara Negeri Kanguru bulan November mendatang.
Ketertarikan Indonesia terungkap dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ke Australia, Kamis kemarin (16/3).
Dalam kunjungan itu, Australia menggelar forum empat menteri dengan Indonesia untuk membahas kebijakan luar negeri termasuk soal keamanan. Sebelumnya, Australia sudah melakukan pertemuan dengan sekutunya AS, Inggris dan Jepang.
Dalam pertemuan itu, Washington Post melaporkan, Indonesia menyatakan niatnya bergabung dalam latihan militer AS dan Australia itu. Indonesia berharap bisa melakukan latihan militer itu untuk mengantisipasi dampak bencana yang rawan terjadi di Indonesia.
Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan Indonesia mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang rawan bencana dan tsunami. Untuk itu, Purnomo ingin mendapatkan keuntungan optimal kehadiran marinir AS di Australia, terutama dalam hal latihan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan menghadapi bencana.
"Kami tidak memiliki masalah sama sekali dengan penempatan Marinir AS di Darwin," tegas Yusgiantoro kepada wartawan setelah pertemuan di Gedung Parlemen di Canberra.
Perlu diketahui, kerjasama militer AS dengan sekutunya di Australia, dinilai sebagai reaksi terhadap meningkatnya kemampuan militer China di wilayah Asia. Namun, mengenai masalah ini, Menteri Luar Negeri Indonesia mengingatkan, agar latihan militer itu tidak menimbulkan Perang Dingin.
Meskipun ia tidak secara khusus menyebut China, tetapi Natalegawa bilang dalam sebuah forum universitas bahwa, jika manajemen pertahanan suatu negara meningkat, maka bisa dikatakan negara itu akan meningkatkan kekuasaan politiknya yang mengarah kepada Perang Dingin.
Natalegawa menambahkan, Australia telah menjawab pertanyaan Indonesia tentang kehadiran militer AS di utara Darwin itu. Dan ia menyarankan agar kehadiran militer AS tidak mengarah kepada Perang Dingin. "Ada keinginan dari kedua negara untuk memastikan bahwa wilayah Asia-Pasifik tetap damai,” jelas Natalegawa kepada wartawan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith bilang, pertemuan kemarin membahas kemungkinan negara lain bergabung dalam latihan militer AS-Australia di Australia, termasuk rencana melibatkan Indonesia dan China.
Smith bilang, latihan militer itu kemungkinan akan fokus dalam bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News