kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Revisi Perpres 48/2016, Badan Pangan Nasional: Sedang Proses Harmonisasi


Senin, 03 Oktober 2022 / 19:33 WIB
Revisi Perpres 48/2016, Badan Pangan Nasional: Sedang Proses Harmonisasi


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan revisi Peraturan Presiden (Perpres) No 48/2016 mengenai Penugasan Kepada Perum Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional kini sedang tahap harmonisasi.

"Sedang direvisi Perpres cadangan pemerintah, sekarang sedang harmonisasi dengan seluruh kementerian dan lembaga," kata Arief ditemui di Pasar Induk Cipinang Jakarta Timur, Senin (3/10).

Ia menjelaskan revisi dilakukan lantaran kini sudah ada Bdan Pangan Nasional yang artinya aturan tersebut memerlukan beberapa penyesuaian. Penyesuaian salah satunya mengenai cadangan beras.

Baca Juga: Pastikan Stok Beras Cukup, Bulog: Masyarakat Tak Perlu Khawatir

"Penentuan-penentuannya kalau dulu di Kementerian Pertanian, hari ini ada di Badan Pangan Nasional, jadi berapa stok pemerintah, berapa cadangan pangan," imbuhnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) I Gusti Ketut Astawa menjelaskan, saat ini regulasi cadangan pangan baru mengatur mengenai beras. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 48 tahun 2016 tentang Penugasan Kepada Perum Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional.

Adapun ke depan penguatan regulasi cadangan pangan akan diperluas ke komoditi lainnya yakni jagung dan kedelai.

"Kami menyiapkan revisi perpres 48 tentang cadangan pangan pemerintah. Pertama ini akan harus memperkuat cadangan pangan beras jagung dan kedelai," kata Gusti.

Gusti menerangkan revisi tersebut kini tengah dibahas dan diharapkan dalam dua minggu ke depan dapat keluar. Dengan adanya Perpres Cadangan Pangan ini akan lebih jelas mengenai regulasi penguatan cadangan pangan ke depan.

"Kalau kita melihat dari sisi kondisi sekarang memang cadangan yang kita miliki yang dipegang oleh pemerintah baru beras, ke depan sekali lagi kita akan membuka cadangan yang lain," imbuhnya.

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, untuk cadangan pangan, pada tahap awal disarankan fokus pada komoditas padi, jagung dan kedelai (pajale). Baru nanti perluasan dapat dilakukan ke komoditas lainnya.

"Padi, jagung, kedelai itu relatif tidak rumit karena tidak perishable seperti bawang atau cabai," kata Khudori.

Menurutnya, berbagai aturan yang dibuat sebelum ada Badan Pangan Nasional, setelah ada Badan Pangan Nasional sudah selayaknya disesuaikan.

"Regulasi itu sebagai dasar untuk bertindak dan membuat kebijakan. Kalau regulasinya tidak kompatibel ya tindakan dan kebijakannya bisa tidak kompatibel. Tapi regulasi ini hanya satu hal. Implementasi dan konsistensi adalah hal lain," imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menegaskan pada prinsipnya Bulog siap dengan penugasan yang akan diamanahkan kepada pihaknya.

Baca Juga: Pemerintah Klaim Stok Beras Aman dan Harga Terjangkau

Saat ini Bulog memang baru melaksanakan penugasan cadangan pangan pemerintah untuk komoditas beras. Apabila penugasan cadangan pangan pemerintah diperluas ke jagung dan kedelai, Awaludin mengatakan saat ini Bulog telah memiliki beberapa gudang di daerah produksi.

Adapun beberapa gudang Bulog tersebut selain bisa digunakan untuk menyimpan beras juga dapat digunakan untuk penyimpanan jagung.

"Prinsipnya gudangnya hampir sama penyimpanan beras dan jagung, kalau jagung itu prinsipnya curah tapi bisa juga pengemasan. Kemasan besar. Prinsipnya relatif sama kayak beras," jelasnya.

Saat ini Bulog juga tengah membangun pabrik modern rice milling plant (MRMP) di beberapa wilayah dengan Silo berkapasitas besar. Dimana sudah ada 7 lokasi yang sudah siap digunakan yaitu di Subang, Karawang, Kendal, Sragen, Bojonegoro, Magetan, Lampung. Saat ini ada tiga MRMP yang sedang dibangun di Banyuwangi, Jember dan Sumbawa.

"Rencananya akan dibangun lagi Sulawesi Selatan dua unit dan di Oku Sumatra Selatan. Itu MRMP. Kita juga sedang bangun dalam waktu dekat selesai ada Bolmong dan Dompu untuk jagung," jelas Awaludin.

Dari pembangunan tersebut ia menjelaskan bahwa di luar infrastruktur penyimpanan, gudang infrastruktur pengolahan terhadap komoditi jagung sudah disiapkan. Sedangkan untuk kedelai Bulog juga sudah membangun beberapa gudang di sentra produksi kedelai.

"Kalau sisi infrastruktur pengolahan penyimpanan jagung sudah siap," kata Awaludin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×