Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum sempat pulih sepenuhnya, perekonomian global mengalami hantaman besar dari pandemi virus corona (Covid-19). Pertumbuhan ekonomi dunia terus direvisi turun, bahkan memasuki resesi pada semester pertama tahun ini.
Morgan Stanley baru saja memangkas proyeksi ekonomi global ke level 0,9%. Menurutnya, kontraksi pertumbuhan akan terjadi pada kuartal pertama dan kedua dengan pertumbuhan masing-masing -0,3% dan -0,6%.
Baca Juga: Turunkan suku bunga 25 bps, BI siapkan 7 langkah untuk topang pertumbuhan ekonomi
Begitu pun, Goldman Sachs yang menurunkan proyeksi ekonomi global menjadi hanya 1,25%. Sebelumnya, OECD meprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat tajam ke 1,5% dengan skenario penyebaran Covid-19 lebih lama dan lebih intensif di kawasan Asia Pasifik, Eropa, Amerika Utara.
Di dalam negeri, Bank Indonesia juga baru saja mengumumkan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Proyeksi BI masih lebih optimis yaitu 2,5%, dari proyeksi sebelumnya 3%.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menilai, banyak negara di dunia telah menyadari dampak besar dari pandemi Covid-10 terhadap perekonomian. Respons kebijakan seperti karantina diri, social distancing, hingga lockdown satu kota tertentu atau bahkan satu negara membuat aktivitas ekonomi mengalami disrupsi.
“ Di China, satu kota lockdown itu artinya kan berhenti total kegiatan ekonominya. Lalu sekarang lockdown ini berkembang dan bergiliran ke kota atau negara lain seperti Itali dan negara Eropa lainnya,” tutur Suahasil, Rabu (18/3).
Baca Juga: Stimulus tak lagi dibutuhkan, pelaku pasar hanya butuh dana tunai
Adapun Suahasil memandang, resesi global sejatinya sudah mulai dirasakan sejak beberapa waktu lalu pada tahun 2019 saat ekonomi sejumlah negara mengalami perlambatan signifikan. Indonesia sendiri untungnya masih bisa tumbuh pada kisaran 5% tahun lalu.
Namun kini, Suahasil mengaku, pandemi Covid-19 membuat sinyal resesi global semakin kuat dan dampaknya pun akan semakin terasa pada perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Pajak penghasilan (PPh) jadi penyokong penerimaan pajak di awal 2020
Buktinya, Kemenkeu sendiri memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 hanya akan berkisar 4,5%-4,9% sebagai dampak dari aktivitas ekonomi global dan domestik yang melemah.
“Begitu juga dengan kuartal kedua, kita harus lebih serius lagi memperhatikan,” kata Suahasil. Sebab pada kuartal kedua, puncak wabah Covid-19 kemungkinan besar akan terjadi dan dampak dari kejatuhan harga minyak dunia pun semakin berpengaruh.
“Setiap negara sekarang berusaha sekuat tenaga memastikan dampak ke negaranya itu minimal. Kita tentu semua berjaga-jaga,” tandas Suahasil.
Baca Juga: Morgan Stanley prediksi dunia masuki resesi pada semester I 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News