kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Realistis, PAN dan PKS pilih fokus ke pileg ketimbang pilpres


Senin, 29 Oktober 2018 / 15:40 WIB
Realistis, PAN dan PKS pilih fokus ke pileg ketimbang pilpres
ILUSTRASI. Pendaftaran Capres Prabowo-Sandiaga Uno


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Kedua, partai pimpinan Sohibul Iman tersebut kemungkinan menganggap mengampanyekan Prabowo tidak ada manfaatnya.

Bahkan, kemungkinan PKS menganggap mudaratnya lebih besar dibanding manfaatnya dalam kaitan dengan kebutuhan PKS menembus parliamentary threshold (PT).

"Sepertinya, PKS menganggap mengampanyekan Prabowo hanya akan menguntungkan Gerindra, memperbesar perolehan suara Gerindra di pemilihan legislatif, sebaliknya menggerus suara PKS," ucapnya.

Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai sikap  sejumlah kader PAN di daerah yang enggan mengampanyekan Prabowo-Sandi mengindikasikan ada persoalan di internal partai koalisi. 

Dilematisnya, jika figur pasangan capres kurang laku dijual di daerah tertentu maka justru akan menjadi beban bagi caleg dan partai pengusung. Apalagi jika pasangan calon dan timnya kerap membuat blunder politik, pasti akan semakin sulit memasarkan capresnya.

Persoalan lain yang membuat caleg PAN semakin tertekan karena kubu Prabowo - Sandi kerap mengalamai blunder politik, misalnya kasus berita bohong yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

Selain itu, sejumlah narasi dari kubu Prabowo dan Sandiaga Uno yang cenderung sarkastis justru kerap menimbulkan sentimen negatif. Ini bisa menjadi beban bagi para caleg pengusung Prabowo - Sandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×