kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi Program PEN Hingga 12 Mei 2022 Baru 17,73% dari Target


Senin, 23 Mei 2022 / 22:06 WIB
Realisasi Program PEN Hingga 12 Mei 2022 Baru 17,73% dari Target
ILUSTRASI. Pedagang kopi keliling melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (12/10/2021). Realisasi Program PEN Hingga 12 Mei 2022 Baru 12,73% dari Target.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 baru mencapai Rp 80,79 triliun sampai dengan 13 Mei 2022. Realisasi ini juga baru sekitar 17,73% dari pagu anggaran yang sebesar Rp 455,62 triliun.

“Untuk KPC PEN ini merupakan tahun terakhir kita lihat sudah Rp 80,79 triliun,” tutur Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (23/5).

Adapun, realisasi tersebut telah disalurkan untuk penanganan kesehatan sebesar Rp 15,2 triliun, realisasi ini baru 12,42% dari total alokasi Rp 122,5 triliun.

Menurutnya penanganan Kesehatan tersebut utamanya digunakan untuk pembayaran klaim dan insentif nakes, serta insentif perpajakan vaksin atau alkes dan penanganan Covid-19 melalui dana desa.

Untuk klaim pasien sudah digunakan sebesar Rp 11,6 triliun, insentif tenaga kesehatan mencapai Rp 1,59 triliun, insentif perpajakan kesehatan mencapai Rp 1,2 triliun dan dana desa untuk penanganan Covid-19 mencapai 800 triliun.

Baca Juga: Hingga April 2022, Penerimaan Pajak Telah Capai 44,8% dari Target

"Realisasi penanganan kesehatan masih lebih rendah atau sangat rendah dari alokasi anggarannya. Kami berharap ini masih bisa dijaga dengan tidak terjadi outbreak dari pandemi Covid-19," jelasnya.

Kemudian, untuk perlindungan sosial (perlinsos) realisasinya sudah mencapai Rp 51,09 triliun, atau setara 33% dari alokasi anggaran sebesar Rp154,7 triliun. Anggaran perlinsos ini digunakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan rentan, serta penanganan kemiskinan ekstrem.

Program perlinsos telah disalurkan untuk PKH sebesar Rp 14,24 triliun yang diberikan kepada 10 juta KPM, kartu sembako Rp 18,8 triliun untuk 18,8 juta KPM, BLT minyak goreng realisasinya mencapai Rp 6,1 triliun yang diberikan kepada 20,3 juta KPM, BLT desa mencapai Rp 8 triliun kepada 6,5 juta keluarga.

Kemudian, bantuan tunai PKL dan Warung Nelayan Rp 1,6 triliun untuk 991.000 PKL dan 880.000 nelayan dan kartu pra kerja Rp 2,4 triliun yang mencakup 665.600 orang.

Baca Juga: Realisasi Belanja Barang Capai Rp 77 T per April, Belanja Penanganan Covid-19 Turun

Terakhir, direalisasikan untuk pungutan pemulihan ekonomi baru Rp 14,48 triliun atau 8,1% dari alokasi anggaran sebesar Rp 178,32 triliun. Alokasi anggaran pada klaster ini difokuskan untuk penciptaan lapangan kerja serta peningkatan produktivitas.

Dia memerinci, realisasi ini digunakan untuk  program pariwisata Rp 190 miliar, ICT Rp 0,85 triliun, dukungan UMKM mencakup subsidi bunga dan IJP mencapai Rp 8,14 triliun dan insentif perpajakan Rp 5,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×