Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi perlindungan sosial (perlinsos) hingga Juli 2022 telah terserap Rp 217,3 triliun. Realisasi ini turun 6,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi ini mengalami kontraksi karena karakter bantuan sosialnya berbeda. Dia bilang, pertengahan tahun lalu Indonesia dihadapkan dengan varian delta Covid-19 yang akhirnya mengguncang perekonomian.
Sementara itu, karena saat ini angka penularan Covid-19 lebih rendah, realisasinya pun menurun. Selain itu, aktivitas masyarakat juga menjadi jauh lebih baik.
Baca Juga: Realisasi Belanja Negara Baru 46,5%, Begini Kata Sri Mulyani
“Ini sedikit lebih kecil dari realisasi tahun lalu yang Rp 231,7 makanya mengalami kontraksi 6,2%, karena karakter dari bansosnya berbeda,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Kamis (11/8).
Dia memerinci, dari realisasi Rp 104,8 triliun tersebut, disalurkan Rp 76 triliun untuk bantuan Covid-19 dan Rp 141,4 triliun untuk bantuan non-Covid-19.
Sri Mulyani menambahkan, realisasi bantuan non-Covid-19 saat ini malah jauh lebih besar dibandingkan periode sama tahun lalu. Jika tahun lalu hanya sebesar Rp 139,3 triliun, tahun ini bantuan non-Covid-19 meningkat menjadi Rp 141,4 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani: Tak Semua Beban UMKM Dapat Ditanggung APBN
Ini terjadi karena pemerintah terus mempertebal atau memberikan bantalan sosial, baik dalam bentuk Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako dan lainnya. Menkeu menyebut, bantuan tersebut akan terus ditingkatkan demi menjaga masyarakat.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan, realisasi perlinsos yang terkontraksi 6,2% yoy ini diantaranya dipengaruhi oleh, pertama, terlambatnya penyaluran bansos PKH tahap III dan Kartu Sembako bulan Juni dan Juli di Kementerian Sosial. Ini terjadi karena belum selesainya proses perubahan susunan Organisasi dan Tata Kerja (STOK).
Kedua, peningkatan realisasi subsidi LPG 3 kg mencapai Rp 55,1 triliun (2021 Rp 30,96 triliun). Ketiga, peningkatan penyaluran BLT Desa mencapai Rp 15,4 triliun (2021 Rp 9,3 triliun).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News